Selasa, 08 Oktober 2019

Joker : Jika Baik dan Buruk Tidak Sekedar Hitam dan Putih



Film The Clown Prince of Crime “Joker“ garapan Todd Philiips (Trilogi The Hangover) mendapat banyak apresiasi kritikus dan penikmat film karena berhasil mengangkat kisah hidup Joker sang Villain yang dicintai oleh sejuta umat. Bahkan mendapat Standing Ovation selama 8 menit pada acara The Venice Film Festival. Sebelumnya, karakter Joker yang kejam, brutal namun cerdik dalam setiap aksi kriminal dan terornya kepada warga Gotham sangat berhasil diperankan oleh Heath Ledger dalam film Batman The Dark Khight garapan sutradara Christopher Nolan (Inception, Interstellar), sehingga mengantarkan sang aktor meraih Oscar sebagai Aktor Pendukung Terbaik dan satu-satunya Oscar yang diraih film superhero, namun sayang Heath Ledger meninggal 6 bulan sebelum filmnya tayang di layar bioskop.

Karakter Joker pada film terbarunya diperankan oleh Joaquin Phoenix yang sangat sempurna menjadi Arthur Fleck seorang pria penderita pseudobulbar affect sehingga membuat emosinya sangat tidak stabil, dia bisa tertawa dan menangis dalam satu waktu tanpa terkendali dan setiap tawanya kadang muncul ketika situasi tidak tepat, kerap berhalusinasi tentang mimpi-mimpinya kehidupan percintaan seperti kencan dan minum dengan wanita tetangga apartemenya Sophie Dumond (Zazie Beetz). Dalam setiap tawanya, Arthur memendam kesakitan dan kepedihan luar biasa, suara tawa Arthur membuat siapapun yang mendengar akan merasa pilu dan menyayat hati ditambah tubuhnya sangat kurus dengan tulang belakang terlihat amat jelas ketika Arthur sedang membungkuk. Untuk mengurangi rasa sakitnya akibat gangguan mental, Arthur kerap berkonsultasi dengan psikiater dan diberi instruksi untuk meminum tujuh obat sekaligus sehingga membuat pikiranya jauh lebih rileks. Mudah bagi kita untuk bersimpati dan memahami Arthur dengan melihat riwayat kesehatan mentalnya dan kondisinya yang kian memprihatinkan.

Arthur tinggal bersama ibunya Penny Fleck (Frances Conroy) seorang penderita sakit stroke di sebuah apartemen kumuh di salah satu sudut kota Gotham. Setiap malam Arthur dan ibunya menonton salah satu realty show yang dipandu oleh pembawa acara favorit bernama Murray Franklin (Robert de Niro) dan bermimpi suatu saat bisa berdiri di panggung disaksikan seluruh warga Gotham kemudian bercerita tentang kisah hidupnya yang menginspirasi banyak orang. Oleh Ibunya, Arthur dipanggil Happy karena menurutnya Arthur sejak kecil tidak pernah menangis, walaupun ibunya tahu bahwa tawa Arthur adalah kesakitan dan kepedihan.

Arthur bekerja di perusahaan agen penyalur badut untuk menyambung hidupnya, dia ditempatkan di sebuah toko musik untuk memegang papan reklame yang terbuat dari kayu. Segerombolan bocah Gotham mengusiknya dengan mengambil papan reklame yang digunakan Arthur untuk bekerja, ketika Arthur mengejar segerombolan bocah dan berteriak meminta tolong warga, tak ada satupun warga yang menghiraukan teriakannya sehingga Arthur tidak berdaya ketika segerombolan bocah memukulinya.

Dalam setiap kesempatan Arthur menulis tentang lelucon dalam buku catatan harianya. Arthur sangat terobsesi untuk menjadi komedian yang membuat orang lain tertawa. Setiap malam Arthur mengunjungi klub untuk menonton penampilan komedian beraksi di atas panggung. Arthur tertawa ketika penonton diam dan sebaliknya Arthur akan diam ketika penonton tertawa. Saat Arthur diberi kesempatan untuk tampil melakukan stand up komedi, penonton tidak tertawa karena lelucon Arthur tetapi penonton mentertawakan Arthur itu sendiri dan video rekaman saat tampil di atas panggung menjadi olok-olokan oleh orang yang sangat dikaguminya yaitu Murray Franklin.

Gila itulah yang pertama kali dirasakan ketika menonton Film Joker, filmnya gelap, bahkan sangat gelap ketika komedi berubah menjadi sebuah tragedi. Menceritakan tentang sebuah kisah orang tertindas, dikalahkan dan dihancurkan oleh orang disekelilingnya dan sistem yang seharusnya mempunyai kuasa untuk membantu banyak orang. Menjadi Joker mungkin sama seperti kita, dibohongi, dikecewakan dan diberi harapan namun pada akhirnya hanya menjadi angan. Arthur hidup pada masa Gotham penuh dengan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Pemerintah sebagai bagian dari kekuasaan tidak pernah hadir bagi orang-orang miskin sehingga kriminalitas tumbuh subur di Gotham demi memenuhi kebutuhan hidup. Orang kaya mendapat perhatian lebih dan mendapat kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya, orang miskin hanya bisa bermimpi dan berharap pemerintah memberikan bantuan kepada mereka seperti Ibu Arthur yang setiap hari mengirim surat kepada Thomas Wayne (Brett Cullen) untuk meminta bantuan. Pemerintah memandang rakyat hanya sebagai ancaman dan menyebutnya sebagai badut. Kesenjangan sosial semakin lebar yang membuat rasa simpati dan empati terhadap sesama manusia semakin pudar.

Kritik sosial hadir dalam Film Joker, memberikan gambaran tentang kehidupan manusia horror pada umumnya yaitu dewasa, tinggal bersama orang tua, miskin, pengangguran dan jomblo seperti Arthur yang pada akhirnya dipecat perusahaan karena membawa pistol yang diberikan oleh rekan kerjanya pada saat menghibur anak-anak di rumah sakit sehingga kehilangan pekerjaan. Orang seperti Arthur sangat sulit mendapat tempat dan akhrinya tersisih dari pergaulan sosialnya. Kisah Arthur sangat relevan dengan kondisi negeri hari ini. Dimana para politisi lebih sibuk dengan urusan pribadinya dibanding membantu dan mensejahterakan para konstituennya, Minoritas mendapat persekusi dan memandang aneh kepada setiap orang yang berbeda agama, suku, ras dan strata sosialnya.

Baik dan Buruk menjadi bias ketika realitas menjadi batas, tidak ada yang hitam dan putih, semua manusia dilahirkan ke dunia dalam kondisi suci. Tidak ada manusia yang dilahirkan dengan tujuan untuk menjadi penjahat. Karakter seseorang sangat ditentukan oleh lingkungan terdekat yaitu keluarga. Kita tahu bahwa Arthur tidak mendapat kasih sayang secara utuh dari keluarga dan menerima perlakukan kekerasan dari orang tuanya. Kesuraman hidup sedari kecil membentuk karakter Arthur dewasa dan interaksi sosial dengan masyarakat. Gotham dengan kondisinya yang memprihatinkan sangat tidak ramah terhadap orang-orang seperti Arthur, dan menjadikan Arthur putus asa terhadap hidup dengan segala persoalanya. Kebutuhan batin seperti rasa cinta, penerimaan dan perlindungan  yang seharusnya diterima oleh manusia seakan langka dan bahkan tidak ada. Kejiwaan Arthur semakin tak terkendali ketika asupan jiwanya tak terpenuhi dan visi hidup semakin tak kenal arah serta konflik batin yang terus berkecamuk.

Ketika seseorang sudah hilang harapan, membunuh mungkin menjadi obat yang mujarab untuk mendapat kebahagiaan, itulah yang dilakukan oleh Arthur, dia tahu mana yang pantas dibunuh dan mati. Setelah membunuh Arthur mendapatkan sensasi ketenangan dan kebahagiaan yang tidak pernah didapat sebelumnya. Arthur menari di dalam toilet umum setelah membunuh 3 orang kaya yang menganggu seorang wanita di sebuah gerbong kereta. Kematian 3 orang kaya tersebut diberitakan secara besar-besaran di seluruh surat kabar dan televisi. Coba bandingkan jika orang miskin yang mati, mungkin mayatnya hanya dilangkahi lalu ditinggalkan. Dunia telah hilang rasa kemanusiaanya, yang ada hanyalah penindasan demi penindasan yang tak kunjung habis.

Arthur melihat dunia penuh dengan kemunafikan, setiap orang memakai topengnya masing-masing. Bahkan orang dengan strata sosial tinggi yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan yang seharusnya membantu banyak orang malah bertindak paling busuk diantara manusia lainya. Arthur ingin kemunafikan hilang dari dunia dan menata kembali struktur sosial sebagaimana semestinya.

Bagi warga Gotham, Arthur adalah pahlawan karena berani bersuara dan bertindak terhadap segala ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang selama ini dipendam dan bercita-cita ingin mewujudkan nilai kemanusiaan yang universal sebagai bagian dari kehidupan. Arthur menjadi simbol revolusi pemicu lahir dan bangkitnya kesadaran untuk melawan segala bentuk penindasan. Timbul kekhawatiran jika aksi Joker yang salah kaprah dan kriminal menjadi pembenaran oleh mereka yang tidak dapat menerima dan mencerna pesan film secara utuh sehingga timbul  misinterpretasi. Gotham melahirkan Joker dan pada akhirnya Joker akan melahirkan Batman. Mari mulai sekarang lebih peduli terhadap orang disekitar kita, mungkin mereka butuh bantuan dari kita.




Senin, 28 Januari 2019

Membaca Alan Lightman : Hidup Dalam Keanekaragaman Waktu


Membaca Alan Lightman : Hidup Dalam Keanekaragaman Waktu



Oleh : Hanendya Disha Randy Raharja


“Bagaimana jika waktu abadi?”
“Bagaimana jika waktu hanya tersisa hingga mata hari terbenam?”


Waktu beserta Zat, Ruang dan Energi sebagaimana dikemukakan oleh Harari dalam Homo Sapiens adalah hasil ledakan 13.5 Miliar tahun lalu yang dikenal dengan istilah Big Bang. Segala bentuk fenomena materi dalam lingkup ruang dan waktu dikaji dalam bidang Fisika. Mimpi-mimpi Einstein yang ditulis oleh Alan Lightman seorang fisikawan Amerika Serikat sebagai novel non fiksi pertama tidak hanya meninjau konsep waktu dalam satu kerangka acuan, namun tigapuluh. Pergulatan konsep tentang waktu hadir dalam mimpi-mimpi Einstein pada tahun 1905, Alan Lightman secara cerdas menggambarkan mimpi tersebut dalam tinjauan secara ilmiah dengan melihat respon manusia terhadap suatu kondisi waktu tertentu. Defenisi waktu yang banyak orang kira tunggal ternyata bersifat sangat beragam.

Einstein dikenal sebagai manusia jenius abad 20, pada tahun 1921 dia memperoleh nobel dalam bidang Fisika karena kecerdasanya dalam menjelaskan mengenai fenomena efek fotolistrik.  Efek fotolistrik adalah elektron yang keluar dari suatu permukaan materi ketika dikenai radiasi elektromagnetik. Banyak penerapan efek fotolistrik dalam kehidupan sehari-sehari terutama pada bidang elektronika yang membantu umat manusia dengan diformulasikan menjadi sebuah teknologi. Sebagai seorang ilmuwan, Einstein selalu berinovasi mengenai kerumitan yang dihadapi umat manusia dan menemukan solusi di atas meja kerjanya yang berserakan dokumen-dokumen mengenai kajian fisika teoritis yang penuh dengan persamaan matematis.  

Kisah fiksi yang ditulis dengan sangat jenius oleh Alan Lightman menceritakan kisah persahabatan Eistein dengan rekanya di Politeknik Zurich bernama Michelle Besso. Einstein yang lulus dari Politeknik Zurich menikah dengan Mileva Maric dan dikaruniai anak laki-laki bernama Hans Albert Einstein kemudian bekerja sebagai kenari di kantor Paten pada tahun 1905 di kota Bern Swiss sedang merampungkan proyek ambisius untuk dikirimkan ke jurnal fisika di Jerman yang memaparkan teori baru tentang konsep waktu, teori relativitas umum dan teori relativitas khusus. Einstein mengemukakan tujuan untuk mengerti tentang waktu  agar dirinya dekat dengan Tuhan. Namun Besso yakin bahwa Einstein mampu menyelesaikan pergulatan pikirnya mengenai waktu meski Einstein baru saja menyelesaikan tesis Ph.D, satu tulisan ilmiah tentang photon dan satu tulisan tentang gerak Brownian.

Mimpi-mimpi fiktif  Einstein berlatar pegunungan alpen yang diselimuti salju membawa kita menuju kota-kota romantis Aare, Aarstrasse, Gerberngasse, Marktgasse, Schifflaube, Speichergasse yang dipenuhi bir, anggur dan gejolak cinta sepasang kekasih yang dimabuk asmara. Di Jembatan Nydegg sepasang kekasih sedang berpelukan seakan waktu hanya tinggal sampai matahari terbenam. Mimpi Einstein diawali pada 14 April 1905 yang berkisah tentang waktu yang berbentuk seperti lingkaran. Dunia mengulang dirinya sendiri, setepat-tepatya, dan selama-lamanya. Setiap hal yang terjadi hari ini adalah pengulangan dari sejuta tahun sebelumnya. Hal yang dilakukan hari ini juga akan terjadi di masa depan.

Waktu di dunia ini ternyata ada dua, waktu mekanis dan waktu tubuh. Waktu mekanis adalah waktu yang ditetapkan dan bersifat mutlak, namun banyak orang yang tidak menyadari. Setiap pagi kita bangun pukul 05.00, makan siang pukul  12.00, bercinta mulai pukul 20.00 dan tidur pukul 22.00. Kita tunduk pada waktu yang bersifat mekanis. Kita juga perlu memahami bahwa Tubuh juga mengirimkan impuls tentang waktu, perut keroncongan memaksa kita untuk makan, badan lelah memaksa kita untuk istirahat dan mata mengantuk memaksa kita untuk tidur. Waktu tubuh berbicara melalui rangsangan secara biologis.

Dalam hidup, kita sering dihadapkan dengan suatu pilihan, tidak hanya satu, namun kadang dua atau tiga pilihan. Pilihan yang kita pilih memberikan konsekuensi yang berbeda. Jika dilakukan secara serentak waktu layaknya 3 dimensi karena saru benda bisa bergerak tegak lurus ke tiga arah, horisonrtal, vertikal, dan membujur. Maka masa depan bergantung pada pilihan yang kita ambil dan selalu liniear. Setiap orang mempunyai takdir yang berbeda.

Dalam suatu masa, ilmuwan menemukan fakta bahwa waktu berjalan sangat lambat jika berada jauh dari pusat bumi. Akibatnya orang yang ingin awet muda berbondong-bondong membangun rumah di atas gunung. Agar mendapatkan hasil awet muda yang maksimal, orang akhirnya membangun rumah di atas pohon seperti burung yang membuat sarang setinggi mungkin agar tidak diganggu oleh burung lainya. Namun orang tidak begitu peduli dengan usia, mereka tidak pernah melihat arloji ataupun jam dinding yang terpasang di pusat desa. Mereka hanya berpedoman bahwa orang yang tinggal di kaki gunung memiliki usia yang tua, rambut beruban dan kulit keriput.

Waktu merupakan penguasa dunia, terlihat di banyak tempat seperti kalender, arloji, menara jam, lonceng gereja. Waktu membagi dunia kepada detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan dan bulan ke tahun. Waktu melaju bergerak secara periodik, waktu adalah cantolan semesta yang bersifat mutlak. Orang-orang religius memandang adanya waktu sebagai bukti adanya Tuhan. Tak ada yang tercipta sempurna tanpa adanya Sang Pencipta. Tak ada yang universal yang tidak bersifat ketuhanan. Para filsuf menempatkan waktu sebagai pusat keyakinan. Waktu ada sebagai pedoman untuk menilai semua tindakan umat manusia. Waktu adalah kejernihan untuk melihat salah atau benar.

Ada hal unik jika manusia dihadapkan pada waktu yang hanya tinggal sebulan, kapitalis menghentikan semua produksinya, mereka beranggapan bahwa untuk apa bisnis dan perdagangan jika waktu hanya tinggal sebulan. Untuk manusia lainya, mereka lebih memilih berkumpul bersama teman dan sanak saudara di kedai untuk minum anggur dan bir. Respon manusia mengenai waktu beragam, orang tidak akan lagi memandang status sosial. Dunia yang sebulan lagi akan berakhir adalah dunia dengan persamaan hak.

Bagi sebagian orang percaya bahwa ada hukum sebab akibat dalam dunia ini. Segala yang kita raih hari ini adalah manifestasi dari masa lalu. Namun bagi sebagian orang yang tidak percaya adanya sebab akibat maka waktu sangatlah tidak berarti.  Mereka menganggap bahwa waktu berada pada satu titik dan tidak terhubung dengan titik lainya. Jika masa lalu kelam, tidak perlu merenungi secara berlebihan dan jika masa kini tidak berdampak besar pada masa depan, tidak perlu membebani tindakan saat ini secara berlebihan pula. Tidak ada korelasi hubungan antara waktu karena waktu berada pada titik yang terpisah.

Bagaimana jika waktu berhenti? Ketika air berhenti mengalir, ketika matahari tidak menyinari bumi, ketika bumi berhenti berputar dari porosnya. Manusia cenderung akan melakukan tindakan saling mengasihi orang yang paling dicintai. Orang tua akan memeluk anaknya erat-erat, sepasang kekasih akan bercinta hingga pagi hari. Anjing berhenti melolong dan mendekap sang majikan. Manusia akan mencapai titik tujuan waktu dengan bahagia. Tidak peduli tentang kebahagiaan yang bersifat semu, dalam keadaan menuju pusat waktu, manusia ingin mendapatkan kebahagiaan abadi.

Lalu bagaimana jika waktu bersifat abadi? Manusia akan terbagi menjadi 2 kelompok. Manusia belakangan dan manusia sekarang. Kelompok pertama beranggapan bahwa hidup tidak perlu tergesa-gesa, logika mereka dibangun bahwa sesuatu yang tergesa-gesa akan berpotensi besar melakukan kesalahan. Manusia tidak perlu tergesa-gesa untuk mempelajari ilmu pengetahuan, manusia tidak perlu tergesa-gesa mencoba makanan dan minuman lezat, manusia tidak perlu tergesa-gesa berkeliling dunia. Kelompok semacam ini akan mendapat kerugian karena tidak pernah mendapatkan banyak hal. Hidup hanya untuk melakukan hal yang tidak berguna. Sebaliknya kelompok kedua beranggapan bahwa segala sesuatu harus dilaksanakan segera untuk mendapatkan banyak hal. Manusia harus bisa mempelajari Fisika dan Sastra secara bersamaan, manusia dituntut untuk segera berkeliling dunia untuk mengetahui berbagai rahasia Tuhan. Orang yang hidup selamanya akan memilih hidup dengan 2 pilihan, menjadi manusia kerdil dan menjadi manusia super.

Jika waktu adalah tentang kuantitas maka dunia tidak ada kalender, arloji, jam dinding, lonceng gereja. Setiap kegiatan akan dipicu oleh kegiatan sebelumnya. Dunia menjadi penuh misteri dan ketidakpastian. Namun jika waktu adalah tentang kualitas maka segala kegiatan ditandai oleh sebuah peristiwa yang bermakna. Namun dari semua defenisi waktu yang hadir dalam mimpi Einstein, saya tertarik meninjau bahwa waktu layaknya indera manusia. Pergerakan waktu berjalan sesuai dengan rangsang indera ketika kulit, otak dan hati menerima rangsang. Waktu akan berjalan lebih cepat ketika bersama dengan orang yang kita cintai dan waktu berjalan sangat lambat ketika berada jauh. Percaya atau tidak 1 jam terasa 1 detik saat bertemu dan 1 detik terasa 1 jam saat rindu.




Senin, 23 Januari 2017

Kisah Nyata Perjuangan Mahasiswa Unnes : Jangan Takut Untuk Kuliah !!!


Kebumen, 20 Januari 2017


Bismillahirohmanirohim
Termakasih Alloh SWT, terimakasih ibuk tercinta #terimakasihbidikmisi
Tergerak hati saya untuk menulis kisah ini, bukan karena apapun tapi saya rasa ini sebuah keharusan untuk melakukannya, untuk berbagi inspirasi, saya yakin diluar saya banyak sekali adik-adik yang masih galau, karena tidak adil jika saya bisa namun saudara-saudara tidak bisa bahkan tidak tahu. Hanya ingin saya sampaikan bahwa jangan pernah takut kuliah hanya karena tidak punya uang karena selama masih ada keinginan dan keikhlasan berjuang maka InsyaAlloh ada jalan dan dimudahkan. Selamat membaca semoga menginspirasi.

JANGAN TAKUT KULIAH

Kalian tahu rasanya jadi orang yang selalu dipandang sebelah mata hanya karena tak punya uang, hanya karena mereka dan aku berbeda.

Itulah yang sering aku rasakan. Oh ya perkenalkan nama saya Kunnii Sya’adah. Rumah saya di Desa Petangkuran, Ambal, Kebumen. Jarak tempuh sekitar 45 menit ke pusat Kabupaten Kebumen. Tinggal di pesisir membuat saya jarang sekali ke pusat kota kebumen. Aku anak pertama dari 4 bersaudara, ibukku seorang ibu rumah tangga yang nyambi nutuk (Membuat emping melinjo) kadang menjadi buruh disawah. Ayahku dulu penjual tempe tapi sekarang aku tidak tau ayahku pergi kemana, Ayah pergi meninggalkan kami sejak aku kelas 1 SMA sampai sekarang sudah 6 tahun.

Cita-cita saya ingin menjadi guru di Kalimantan. Saya selalu diam ketika Bu guru bertanya pada siswa-siswanya tentang cita-cita  masa depan saya hanya diam, teman-teman menjawab beragam ada yang dokter, ada yang petani, polisi, masinis. Aku? Cita-citaku sederhana saja ingin menjadi guru, tapi bukan di sini tapi di luar jawa sana. Sekilas masa kesil pun menjadi kenangan, Saat itu aku sudah duduk di bangku SMA kelas 3 masa yang membingungkan tentunya antara kuliah dan kerja atau bahkan menikah. Ayahku pernah bilang ingin sekali aku kuliah tapi belum tau bisa membiayaiku atau tidak. Aku lupa kapan kalimat itu disampaikan ayahku yang jelas masa SMA kuhabiskan dengan kebimbangan dan kegalauan antara keinginan kuliah dan bekerja membantu orang tua, hingga saat ini akupun kadang masih berpikir bahwa aku adalah anak pertama yang paling egois di dunia.

Dan malapetaka itu terjadi aku Anak pertama yang sering melihat ibu dan ayah bertengkar, hampir setiap hari, membuat aku tidak betah dirumah, membuatku tidak ingin belajar, membuat aku rasanya ingin memaki mereka yang bertengkar dihadapan aku dan ketiga adikku, sampai akhirnya ayah pergi meninggalkan kami dengan alasan bekerja. Beliau meninggalkan Ibu dengan keempat anaknya yang masih kecil-kecil. Aku bahkan sudah lupa rasanya menahan lapar saat ibukku belum punya uang untuk sekedar menanak nasi, jangankan untuk uang jajan unuk makan saja harus pinjam sana sini. Masih terkenang waktu itu adalah saat-saat sangat menyedihkan karena seorang ibu dan keempat anaknya sering menangis menahan lapar dalam keheningan dan dingin malam. Miris saat itu ibu mulai sakit-sakitan, aku terbisa berangkat sekolah dengan hanya membawa uang 2000 rupiah untuk ongkos pulang pergi ke sekolah naik angkot, terbiasa nyenen-kemis untuk menahan lapar saat di sekolah, beruntung ada sahabat yang setia memberi tumpangan saat berangkat (Samirah) Alhamdulillah. Saat itu semua keinginan kuliah sudah luntur melihat adik-adikku merengek minta jajan saja rasanya sakit apalagi mengutarakan keinginan kuliah sepertinya itu tidak realistis, aku diam.

Cobaan itu datang bertubi-tubi. Setengah tahun berlalu ayahku pergi tanpa kabar, saat itu pengambilan raport kelas 1 semester 2. Ibukku berangkat ke sekolah untuk mengambil raport membawa adikku yang masih kecil belum bisa berjalan, naik angkot dan menangis karena kepanasan dengan bermodal bismillah dan berharap keringan dari sekolah ibuku menghadap wali kelas kemudian disuruh menghadap bagian administrasi dan muter-muter untuk membuat surat keringanan agar raportku bisa diambil, namun nihil usaha itu sia-sia raportku tidak boleh diambil dan hanya diperlihatkan nilaiku. Aku dan Ibu pulang di angkot aku menahan menangis, sampai rumah aku menangis sejadi-jadinya, mengumpat tuhan Saat itu aku merasa bahwa ini cobaan terberat, pertama kalinya aku berpikr bahwa Alloh tidak adil, Alloh Jahat intinya saat itu aku sangat marah dan aku tak mau berbicara pada siapapun.untuk kesekian kalinya aku memilih diam.

Aku mulai terbiasa hidup dalam keterbatasan, kami terbiasa nrimo dengan semua yang Alloh berikan. Adik pertamaku saat itu sudah masuk SMP dengan dibantu biaya oleh paklik, dan sebagai kewajiban kini adiku punya tugas baru yaitu membersihkan kandang sapi milik paklik sepulang sekolah selama SMP, akupun banyak mendapat bantuan dari SMA saat itu aku sudah tidak sedih lagi kalau raportku tidak boleh diambil, bagiku itu hal biasa namun ibuku tetap datang kesekolah memenuhi tanggungjawabnya.

Terkenang saat itu sudah memasuki kelas 3 banyak sekali sosialisasi tentang kuliah dan perguruan tinggi. Karena setiap tahun Alumni SMA selalu melakukan bedah kampus untuk memberi informasi dan sosialisasi tentang seputar PTN dan PTS terbaik di Indonesia, Keinginan yang dulu pernah ada dan sudah terkubur dalam-dalam akhirnya muncul lagi, Bagaimana aku tidak tergoda ada kakak-kakak yang memberi informasi bahwa ada beasiswa dari dikti yang memberikan bantuan gratis kuliah sampai lulus dan juga masih mendapat biaya hidup (Bidikmisi), ada juga yang ada asramanya (Beastudy Etos Dompet Dhuafa). Aku sangat berterimakasih kepada mereka yang masih peduli dan mau berbagi informasi kepada adik-adiknya. Motivasi yang kuat dari kakak-kakak Alumni yang telah berhasil kuliah membuat tekad itu semakin kuat, Aku pernah membaca buku yang isinya kisah-kisah inspiratif dari kakak-kakak etoser yang isinya perjuangan untuk bisa berkuliah, kalau tidak salah ada tulisan mahasiswi UGM yang membuat hatiku bergetar, kata-katanya seperti ini
“Uang mungkin kendala, namun tanpa uang bukan berarti kita terkendala”,
 kata-kata ini yang setelah itu aku gunakan untuk meyakinkan ibuku, bahwa orang miskinpun bisa kuliah. Tiap malam aku selalu berdoa dan menyakinkan diri bahwa aku harus kuliah, semangat itu luar biasa seolah reluapkan habis untuk sebuah asa kuliah.

“Kuliah?, apa mamake bisa mbiyayani, wong gaweane ya mung nutuk nggo mangan bae nyenen-kemis masa arep nggo kuliah? Ngana nek arep kuliah kowe nggoleti bapakmu!, dipikir sing temen disit yo tembe dilakoni. Aja mung melu-melu kancane sing anake wong sugih yo”. Kalimat itu justru yang keluar dari ibukku saat aku menyampaikan keinginan berkuliah namun dengan berbagai alasan kujelaskan, berbagai beasiswa aku terangkan, untung ibukku adalah orang tua yang demokratis dan akhirnya setuju dan mendukung keinginanku kuliah dengan syarat mendapat beasiswa bidikmisi. Aku yakin ibukku adalah wanita yang sangat hebat aku bahkan tidak berani membayangkan rasanya jadi beliau yang harus membanting tulang untuk 4 anaknya seorang diri, tanpa seorang ayah yang harusnya bekerja. Terlihat wajah ibukku mulai menua rambutnya harusnya belum memutih untuk orang seusianya namun sejak saat itu rambut ibuk sudah banyak yang memutih. Sebenarnya aku juga tidak tega, tapi aku harus mencoba.

Semester 1 kelas 3 aku lewati dengan baik-baik saja, latian ujian juga sudah terlaksana, saat itu sudah masuk pendaftaran SNMPTN 2013 aku mendaftar bersama teman-teman lainnya dibantu oleh guru BK sekolah kami dengan juga mulai mengisi borang dan persyaratan bidikmisi. Aku mengurus persyaratan bidikmisi sendiri karena tidak mungkin minta bantuan ibu, bolak-balik ke Balaidesa dan kecamatan dengan bersepeda. Pulang sekolah berita aku ingin kuliah sudah menyebar ke seluruh tetangga, dan gempar seorang anak yang tidak punya ayah ingin kuliah, begitulah yang terdengar dari tetanggaku “Haah, anake yu Jeminah ape kuliah, nggaya temen pan mbayar nganggo apa, mangan bae kangelan. Utek kok ya gak go mikir. Jaman siki beasiswa, beasiswa apa? Ndarani biaya kuliah gak larang. Masa bisaha, gak mungkin.” Aku menutup telingan rapat-rapat dan menutup mata pura-pura tidak melihat. Dalam hati aku menutuk diriku sendiri kenapa aku  harus nekat jika itu memang tak mungkin, tapi hatiku yang terkecil terus berkata harus yakin. Cemoohan demi cacian kuabaikan karena begitulah realita hidup jika menajdi orang tak mampu segala apapun tolak ukurnya uang. Tidak hanya tetanggaku yang tidak mendukung aku kuliah bahkan keluarga-keluargaku pun tidak mendukung, Paklik, bulik, Budhe, Pakde semuanya tidak mengizinkan aku kuliah karena mereka tidak percaya dengan apa yang disebut beasiswa bidikmisi. Hanya ada satu yang mendukung yaitu paklik dan bulik yang juga tidak bisa banyak membantu namun mendukung keinginanku kuliah.

 Ujian Nasional berakhir dengan biasa saja tidak ada yang bisa dibanggakan, dan keadaan pun masih sama aku tertekan dengan berbagai cacian, aku berjuang di atas ketidakpercayaan orang-orang, tanpa banyak restu dari keluarga karena mereka menilai aku anak yang tidak tahu diri, harusnya aku sibuk mempersiapkan diri untuk bekerja di pabrik seperti temanku pada umumnya di sini. Namun aku lain aku harus mondar-mandir kesana kemari mengumpulkan informasi dan berkas kuliah. Setiap ada orang yang menghinaku aku selalu diam, hanya dalam hati aku menghumpat, tunggu ya, kalo aku bisa kuliah, kalian pasti diam.

Manusia hanya bisa berencana, namun Allohlah yang menentukan, hari itu pengumuman SNMPTN, dengan harap-harap cemas aku ke warnet sedikit takut juga karena sudah banyak temanku yang melihat pengumuman dan hasilnya tidak lolos, dan benar saat ini aku sama dengan mereka aku tidak lolos, karena teman se SD ku yang paling pintarpun tidak lolos SNMPTN. Aku kecewa namun aku tidak menangis karena memang banyak temanku yang tidak lolos. Aku belum menyerah karena saat itu masih ada seleksi selanjutnya yaitu SNMPTN dengan berstatus sebagai pendaftar beasiswa bidikmisi jadi SBMPTN pun gratis, kembali aku pilih jurusan yang sama dengan SNMPTN yaitu Pendidikan Bahasa Inggris Unnes sebagai pilihan pertama dan setelah itu aku kembali dibingungkan dengan biaya saat seleksi SBMPTN dan tempat menginap dimana karena saat itu ujian SBMPTN 2 hari, aku berbeda sendiri karena teman-temanku rata-rata memilih saintek yang panlok semarang lokasi ujiannya di Unnes, sedangkan aku soshum lokasi ujiannya di Undip. Aku mencari kenalan sana sini sms siapa saja yang kira-kira bisa membantu, akhirnya aku mendapat bantuan dari kakak kelas SMA yang kuliah di Undip, dan diizinkan menginap di Asrama Beastudy Etos Semarang, alhamdulilah. Aku berangkat ke semarang berdua dengan teman SMP ku dengan modal nekat membawa uang hanya mepet dengan kondisi tidak fit, sampai di semarang aku bertemu orang-orang luar biasa yang sangat menginspirasi dan mempetertebal keinginanku kuliah, semalaman aku terus berfikir dan tidak bisa tidur akhirnya aku sakit saat ujian, ujian aku kerjakan sebisaku namun tetap yakin, menahan dua hari sakit di semarang akhirnya kami pulang.

Pengumuman SBMPTN telah tiba, dan sudah bisa diakses sejak dini hari pukul 00.00 waktu itu, aku tidak bisa membuka karena tidak punya HP bagus harus menunggu ke warnet. Gemuruh saat itu rasanya hatiku antara penasaran, takut, berharap menjadi satu, aku pergi ke warnet bersama teman SMP yang bersama tes di undip tadi bersepeda, hatiku rasanya tidak enak dari pagi kabar banyak sekali ada sms alhamdulilah, ada curhatan belum diterima rasanya aku tidak ingin membuka pengumuman itu, namun aku harus, dan bismillah klik-klik aku memejamkan mata dibilik sebelah ada yang mengucap bismillah artinya teman SMP ku diterima, dan aku membuka mata, hancur rasanya hatiku karena yang tertulis adalah kata MAAF ANDA TIDAK LOLOS SELEKSI SBMPTN 2013, aku menahan tangis dan keluar dari bilik menemui temanku yang lolos di Fakultas Teknik Unnes, “Selamat ya rod kataku, dia menjawab terimakasih, kamu harus semangat masih ada UM pokoknya kamu harus kuliah, jawabnya.

Aku pulang dengan hati sangat sedih aku menangis bersama teman dekatku yang saat itu juga belum diterima. Malam itu banyak sekali sms masuk siapa yang diterima dan tidak diterima SBMPTN 2013, hal yang sedikit membuatku senang temanku yang selalu setia memboncengku ke sekolah (Samirah) diterima di Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNS. Dan juga ada beberapa teman yang diterima di PGSD Kebumen FKIP UNS juga. Ibukku hanya bisa menenangkanku sambil menyuruh bersabar, “Sing sabar mbak, mungkin belum rejeki di unnes kan masih ada jalur seleksi yang lain, Masih semangatkan?” kata ibuku, rasanya aku tak ingin menjawab pertanyaan itu, aku sama sekali tidak punya semangat untuk ikut ujian lagi. Malam itu aku menangis sesenggukan, aku berdoa kepada Alloh jika memang takdirku menjadi mahasiswa mudahkanlah ya Alloh, aamiin.

Hari itu mungkin adalah kegalauan semua anak-anak yang tidak lolos SBMPTN hanya beberapa Seleksi Mandiri yang masih bisa membawa mereka kulian di PTN, yang kuingat tinggal SM-UNY, SPMU UNNES SM-UNSOED dan UMBPTN dari kesekian UM akhirnya temanku memilih berbeda-beda, aku bingung namun akhirnya aku memilih SPMU UNNES saat itu biaya ujiannya 200.000 dan dengan bergaris bawah pendaftar Beasiswa Bidikmisi gratis, dan karena gratis akhirnya untuk ketiga kalinya kulayangkan pendaftaran ke SPMU UNNES, namun ternyata harus tetap membayar 200.000 dan akan dikembalikan pada saat pelaksaan test SPMU UNNES. Aku kembali berjuang untuk ketiga kalinya dan kali ini ujiannya berlokasi di kampus yang selama ini menjadi bidikan saya Unnes.

Aku berangkat bersama 7 teman SMA ku dan aku sudah mencari tumpangan untuk menginap selama SPMU Unnes, kita semua berangkat ke semarang untuk ujian SPMU, selesai ujian kemudian pendaftar yang berstatus pendaftar beasiswa bidikmisi dikumpulkan di auditorium untuk pengembalian biaya pendaftaran SPMU, saat itu lokasi ujian saya di gd E, Fakultas teknik unnes selesai shalat dzuhur di musolla fakultas teknik temanku menemuiku untuk bersama ke auditorium di gd H kami berjalan dari fakultas teknik menuju auditorium untuk pengembalian biaya pendaftaran bagi pendaftar yang berstatus pendaftar bidikmisi.

Cukup melelahkan ternyata berjalan dari fakultas teknik menuju auditorium, sampai di sana kami mengantri untuk pengembalian uang. Aku bersama 3 orang temanku yang juga pendaftar bidikmisi, lama menunggu nama kami dipanggil akhirnya dua temanku sudah dipanggil dan mendapatkan uang pengembalian, sesuatu yang tak terduga terjadi sampai antrian hampir selesai namaku belum dipanggil, setelah itu ada pengumuman silahkan bagi pendaftar yang namanya tidak dipanggil berkumpul di gd BPTIK untuk mengurusnya, akhirnya aku tanya ke petugas yang ada disitu dan benar namaku tidak tercantum, akhirnya aku menemui dua temanku dan memberitahu mereka agar pulang ke kos terlebih dahulu, karena aku ada masalah akhirnya mereka berdua pulang ke kos terlebih dahulu.

Aku muter-muter mencari gd BPTIK dan akhirnya ketemu ternyata di dalam gedung itu sudah banyak sekali pendaftar yang bernasib sama denganku, aku lemas kepalaku pusing karena melihat banyak sekali orang dan mengantri lagi, aku sempat berfikir untuk pulang saja namun aku sudah berjanji kepada ibu bahwa biaya pendaftaran akan dikembalikan, akhirnya aku tetap bertahan dan ikut dalam antrian panjang itu. Pucat sudah wajahku karena belum makan dari pagi dan sudah berdiri lama mengantri akhirnya tiba juga antrianku ternyata nama dalam entri bidikmisi berbeda dengan nama yang ada dalam data ijazahku dan menyebabkan dataku tidak singkron dan uang pendaftaran tidak bisa dikembalikan, begitulah kata petugas BPTIK saat itu. Lemas sudah badanku, gemetar juga perjuangan panjang dari pagi ternyata sia-sia hari itu, aku sudah tidak ingat bagaimana aku bertahan sejak setelah itu. Aku keluar gedung tersebut dengan lesu, ternyata temanku sudah menunggu di luar dan menanyaiku bagaimana, akhirnya kujawab bahwa tidak bisa dikembalikan uangnya, temanku menarik nafas dan hanya bilang yang sabar ya. Awalnya kami berencana untuk pulang hari itu juga namun karena kesorean akhirnya kami menginap satu malam lagi di semarang dan pulang kebumen besok paginya.

Perjalanan dari Semarang-Kebumen terasa sangat singkat karena sepanjang perjalanan, aku sibuk berpikir bagaimana nasibku setelah ini, kalo aku tidak diterima lagi bagaimana?, segala hal berkecamuk saat itu. Beberapa hari di kebumen temanku Dewi memberi kabar bahwa dia diterima SM UNY di jurusan pendidikan IPA, alhamdulillah aku ikut senang, hari-hari setelah itu aku lewati dengan kegalauan.

Alloh tahu mana yang terbaik itu hambanya. Sepertinya hanya kata itu yang mampu kuterima saat itu, hari itu akhirnya datang juga. Aku rasanya tak ingin membuka pengumuman, aku takut gagal lagi aku belum sanggup aku benar-benar takut menghadapi kenyataan yang akan terjadi saat itu, Aku harus menahan pahit yang kurasakan sebelumnya penolakan itu terjadi lagi aku tidak lolos SMPU 2013. Hati ini rasanya sudah tak ingin merasa lagi, rasanya aku ingin mati saja, aku bingung, aku malu, aku takut, aku takut menghadapi kenytaan-kenyataan yang menghampiriku saat itu, mungkin hari itu aku hampir gila. Ibuku tak mampu menahan tangis melihat aku seperti itu, dan aku melakukan hal bodoh saat itu aku pergi dari rumah, aku mengutuk takdir, aku benci kenapa Alloh begitu jahat kepada keluarga kami. Hari itu aku meluapkan segala emosiku di temapat yang jauh, jauh dari rumah, Aku hancur.

Hari itu berlalu dan sepertinya itu adalah hari terburukku, aku benci unnes sekarang, aku sudah mengubur dalam-dalam keinginan untuk berkuliah di semarang, aku tidak akan mencoba lagi. Saking hancurnya harapan dan perasaanku sampai aku lupa bagaimana nasib teman-temanku yang lain, akhirnya yang kutahu dari 7 orang temanku yang diterima hanya 3, Eri dan Eni di PGSD Tegal dan Bibit di jurusan PKN. Ibarat orang sakit aku sudah enggan berobat saat itu, aku adalah anak yang hancur dengan sejuta mimpinya, hanya seorang anak miskin yang tidak tahu diri yang sibuk memikirkan diriku sendiri sampai lupa orang-orang disampingku, saat itu keinginan kuliah sudah memudar, aku menyerah.

Perjuanganku untuk kuliah memang dramatis, bagaimana tidak ingin menyerah sudah beberapa kali aku mencoba dan gagal, rasanya aku tidak ingin meneruskan hidup, tapi orang hebat adalah orang yang bisa bangun dari kehancurannya. Aku akhirnya menemui temanku mbak evi yang juga tidak lolos spmu unnes, dia katanya mau kerja saja tidak mau kuliah, aku juga mendengar temanku puji juga tidak mau keluar rumah karena tidak jadi kuliah, dan satu lagi temanku ero dia sudah mau ke jakarta untuk mencari pekerjaan, mereka semua sudah menyerah dan tak ingin kuliah. Aku marah saat itu, aku tidak habis pikir kenapa Alloh memberikan cobaan itu kepada kami, “Ya Alloh orang tua kami tidak mampu membiayai kami kulaih, dan ini ada kesempatan tetapi kepana Engkau tidak mengizinkan kami?, kenapa apa kurang syukur kami kepada Engkau wahai yang Maha Pengasih dan penyayang?’’. Rasanya aku tidak terima jika mereka tak jadi kuliah mereka bertiga siswa yang pandai tak adil rasanya, dengan semangat yang sudah pupus dengan sedikit harapan entah bisikan dari mana aku mengajak mereka bertiga untuk mendaftar UM Sekolah Vokasi UGM.

Aku adalah anak yang keras kepala, jadi ketika aku menyampaikan keinginanku kepada ibu beliau mengiyakan saja, aku mengajak puji awalnya dia tidak mau tapi terus kubujuk akhirnya dia mau, begitu pula dengan ero dan ,mbak evi dengan berbagai alasan kuajak mereka bertiga akhirnya kita sepakat mendaftar UM SV UGM. Tetangga-tetanggaku semakin senang menghinaku, aku mau sebenarnya tapi satu kesempatan ini aku ambil, aku harap hasilnya berbeda dengan yang sebelumnya namun kali ini aku tidak teralalu berharap dan mencoba iklas. 

Biaya ujian 300.000 aku dapatkan dari pinjaman mba evi dan erowati, akhirnya kami berempat pergi ke jogja untuk ikut ujian masuk sekolah vokasi ugm, kami meninap di tempat kakak tingkat yang sudah aku hubungi, mbak April. Sampai di jogja mbak april mengajak kami jalan-jalan ke ugm, itu adalah pertama kalinya aku jatuh cinta dengan ugm megah sekali pikirku Ya Alloh jika takdirku di sini maka mudahkanlah. Kami berjalan-jalan sambil melihat lokasi ujian besok pagi di kampus terbaik yang sudah mencetak orang-orang penting di negeri ini, termasuk presiden RI tahun ini juga lulusan UGM.

Aku mendaftar jurusan D3 Manajemen dan kearsipan, aku berdoa semoga aku diterima namun aku juga ragu-ragu karena saat itu status kami adalah pendaftar reguler bukan lagi pendaftar bidikmisi jadi jika aku diterima akupun belum tahu akan membayar darimana biaya masuk ugm itu, namun yang penting diterima dulu urusan uang bisa dicari sepertinya begitulan yang sedang kami rasakan saat itu. Ujian sudah selesai kami kerjakan dan kami pamit pulang pada mbak april kami diantar mencari bus kota untuk menuju terminal, anehnya saat itu aku sudah tidak ketakutan rasanya biasa saja atau aku yang sudah putus asa, entahlah.

Sekarang aku sudah tidak memaksa untuk diterima, doaku kepada Alloh semoga kami diberi yang terbaik, hari tu pengumuman ujian masuk ugm aku sudah tidak deg-degan lagi jika tidak dierima aku juga sudah kebal dengan penolakan, jika diterima ya alhamdulillah. Sepertinya Alloh memang tidak meridhoi aku kuliah pada tahun 2013, semua temanku diterima Puji di jurusan D4 Bidan Pendidik, mbak Evi di jurusan rekam medis dan Ero di jurusan Sistem Informasi Geografis (SIG), aku sangat senang karena sahabat-sahabat terbaikku seperjuangan akhirnya bisa diterima saat semangat mereka hampir habis, aku sama sekali belum melihat penumuman sampai akhirnya temanku yang melihatkan pengumuman dan benar aku tidak lolos lagi. Kali ini aku tidak menangis karena dari awal aku sudah iklas dengan apa yang menjadi takdir-Nya, dari keempat orang ini akulah yang terlihat optimis namun sebenranya akulah yang paling pesimis saat ujian itu, aku sedih keran aku tidak diterima namun aku senang sekali karena kalian semua diterima setidaknya aku berhasil memberi semangat pada kalian untuk jangan menyerah, meskipun pada akhirnya akupun yang tak kuasa untuk tidak menyerah selamat ya kawan, doakan tahun depan aku menyusul di ugm kataku pada mereka bertiga.

Hari itu langit terasa berbeda, matahari enggan menampakkan sinarnya sepertinya dia juga terenyum melihat nasibku, bahwa di dunia ada anak sepertiku yang entah bagaimana dia bisa kembali bangkita tau tidak. Tetanggaku yang tadinya banyak yang mengejek sudah diam tertepa angin dan waktu.Ibukku berharap aku tetap sabar dan jangan menyerah, masih banyak jalan lain menuju sukses, tidak hanya kuliah. Bagaikan tunaman yang sudah lama tidak tekena hujan aku melewati hari-hari tanpa semangat. Satu tahun tersa sangat lama dan menjenuhkan.

Masalah baru akhirnya muncul lagi, aku harus bekerja untuk membantu ibu namun bekerja di mana. Ijazahku masih ditahan sekolah karena kami belum mampu melunasi kekurangan biaya sekolah, Pakde dan budhe ku banyak yang memaki-makiku kenapa aku tidak bekerja di pabrik saja mereka tidak pernah tahu bahwa saat itu aku tidak bisa bekerja dipabrik karena ijazahku belum lunas, namun lagi-lagi aku hanya diam karena jika aku bercerita mereka juga tidak membantu dan akan semakin berbicara yang tidak-tidak aku lelah jadi lebih baik aku diam. Setelah beberapa bulan jadi pengangguran dan hanya membantu ibu di rumah akhirnya aku dapat tawaran bealajar menjahit di rumah tetangga, aku pikir bu wiwin lah yang membuat semangtaku kuliah tidak lebur, dalam diam aku selalu berusaha sabar, berdoa dan menyusun kekuatan untuk menguji nasib tahun depan. Sedikit demi sedikit aku belajar menjahit, awalnya hanya membantu packing sampai akhirnya bisa membuat baju, menjahit pekerjaan yang ang mengasikkan tapi membutuhkan ketelatenan. Aku bahkan sempat berpikir untuk iadi penjahit saja uangnya banyak tidak usah kuliah, namun bu wiwin melarangku dan berpesan agar aku tetap semangat kuliah.

Satu tahun itu aku lewati dengan banyak cobaan yang tak bisa dituliskan, satu hal yang kuingat saat itu aku sering ke sawah ngarit (mencari rumput untuk pakan kambing) dan banyak tetangaku yang biang seperti ini “pati-pati lulusan SMA kok gaweane ngarit” aku diam saja. Hasil dari menjahit aku berikan kepada ibu untuk membantu membeli keperluan dan sisanya kusimpan utuk persiapan tahun depan. Di sini satu hal yang aku maknai sangat dalam di saat keluargaku tidak mendukung aku kuliah, sahabat dan teman-temanku selalu memberiku semangat untu kuliah, mereka mendatangiku saat mereka pulang ke rumah, aku bersyukur sekali karena teman-teman sangat peduli kepadaku.

Perjuangan yang tidak mudah pula saat memasuki tahun 2014 aku mulai mendaftar beasiswa lagi mengurus ke sekolah, alhamdulilah guru-guru SMA sangat mendukung aku kuliah dan aku malah disuruh membantu memasukkan data-data SNMPTN selama beberapa hari di SMA. Rencana kuliah tahun ini ibuku sudah ikhlas dan sangat setuju akhirnya aku berdiskusi dengan ibu dan ibuku berpesan agar aku mengambil jurusan PGSD. Saat itu aku menjual HP satu-satunya yang ayah belikan untuk menambahi kekurangan agar bisa menebus ijazah dan alhamdulilah lunas dan ijazahku bisa di bawa pulang. Aku kembali mengumpulkan berkas-berkas bidikmisi kedua kalinya. Aku juga mendaftar beastudi etos dan saat itu alhamdulillah sudah lolos administrasi dan wawancaranya tinggal menunggu pengumuman SBNPTN 2014 jika aku diterima di Universitas dan jurusan yang direkomendasikan maka aku lolos sebagai etoser.

Manusia sudah terlahir membawa takdirnya masing-masing dan sayangnya tadkir itu hanya Alloh yang tau. Aku mendaftar SBMPTN 2014 sekarang aku bingung pilihannya sudah trauma dengan unnes aku membuang jauh-jauh keinginan kuliah di semarang bahkan panlok ujian pun aku memilih yogyakarta, kaena aku juga harus memilih universitas dan jurusan yang direkomendasikan etos akhirnya terpilihlah Ilmu Komunikasi UGM sebagai pilihan pertama, dan yang kedua Ilmu sejarah nah pilihan yang ketiga aku bingung, teringat pesan ibuku untuk mencoba pgsd, ku klik pgsd uns kebumen sebagai pilhan ketiga namun entah kepada akhirnya aku mengantinya dengan Pgsd Unnes Tegal. Selesai mendaftar aku pulang.

Menunggu pengumuman SBMPTN membuatku cemas juga, dan akhirnya hari itu datang saat itu sudah memasuki bulan puasa, aku bersepeda kewarnet milik guru SMP ku Pak Hardi, agak ngeri juga saat itu karena aku bertemu anak-anak yang beberapa tidak lolos sbmptn. Sebelum berangkat tadi ibuku hanya berpesan agar aku ikhlas menerima apapun yang terjadi, aku memasuki bilik warnet dengan perasaan tak karuan akhirnya bismillah aku masukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahirku, klik-klik aku memejamkan mata sampai ada suara, Selamat anda diterima... Pak hardi mengagetkanku akumembuka mata dan benar rasa syukur langsung terucap ketika aku melihat tulisan selamat di monitor namun aku seketika lemas saat membaca dengan saksama tulisan
Selamat anda diterima SBMPTN 2014 di Universitas Negeri semarang jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Tegal). 
Aku bingung aku harus senang apa aku harus sedih, aku sama sekali tidak berniat ke sana, aku tidak tahu tegal itu sebelah mana, aku pulang dengan perasaan tak menentu aku bercerita pada ibu dan ibu sangat senang malam itu menjadi magrib terindah ramadhan tahun ini.

Maka nikmat tuhanmu manakh yang kau dustakan? Sederetan perjuangan panjang yang tidak mudah begitu banyak tantangan dan rintangan, untuk mewujukan sebuah mimpi anak bangsa yaitu kuliah, aku ditrima di unnes dan lolos beasiswa bidikmsi. Menunggu berangkat ke semarang, aku bekerja di warung sate saat lebaran lumayan hasilnya untuk sangu ke sana, Aku mengikuti serangkaian kegitan penerimaan mahasiswa baru di semaramg uang yang aku kumpulkan dari hasil menjahit dan kerja diwarung sate hanya cukup untuk menopang hidupku di semarang.

Dengan cerita panjang ini akhirnya aku resmi menjadi mahasiswa unnes, ibuku sangat senang tetangga-tetangga yang dulu menghina hanya diam, aku bersyukur akhirnya mimpi itu hampir tercapai, dengan diberi uang Rp 600.000,00 oleh ibukku hasil dari meminjam budheku  aku berangkat ke tegal pamit kepada keluarga diantar menggunakan sepeda oleh ibu sampai tempat angkot di pasar dan kemudian  menunggu bis di kutowinangun. Aku berangkat dengan teman SMA ku eri yang sudah kuliah di tegal di sana aku sudah dicarika kos oleh temanku. Sampai di tegal aku baru sadar jika aku belum membeli apa-apa untuk keperluanku di tegal. Beruntung sekal temanku membayarkan kosku selama 1 semester di tegal dan boleh menyicil untuk pengembaliannya, aku berjanji padanya mengembalikan saat uang bidikmisi cair, namun ternyata living cost bidikmisi cair setelah 5 bulan aku mejadi mahasiwa, jika meningat hal itu rasanya nikmat sekali ujian dari dari Alloh untuk pertama kalinya aku hidup di tanah rantau jauh dari ibu dan adik-adik.

Sekarang aku sudah semester 5 di pgsd tegal unnes, jurusan yang sama sekali tidak aku sanka dan terbesit, namun inilah takdir di sini aku mengenal banyak orang yang baik hati. Sahabat-sahabat yang baik, untuk ayahku andaikan ayah tau aku sudah berhasil mewujudkan pesan ayah agar aku kuliah, untuk ibuku terimakasih telah mempercayai aku untuk mewujudkan mimpi kecil menjadi mahasiwa namun ini bukan akhir perjuangan, masih banyak perjuangan untuk meraih cita-cita nanti.

Kisah ini mungkin sederhana aku bukanlah mahasiwa yang cumlod IP 4 aku hanya seorang anak yang pernah punya sejuta mimpi dan sedih berjalan tertatih meraih mimpi itu, aku yakin ketika kita punya mimpi jangan pernah menyerah berusahalah dan libatkan Tuhan dalam mimpi itu jika itu blm terwujud yakinlah bahwa Alloh akan mengagantinya dengan yang lebih baik, dan untuk kuliah janganlah takut untuk kuliah selama masih ada niat dan usaha serta doa Insyaalloh dimudahkan oleh-Nya.

Senin, 19 September 2016

Pasangan Sayuti Melik-SK Trimurti yang Menginspirasi

sumber foto : historia.id

Jika saya bertanya pada rekan-rekan, siapa pasangan yang paling menginspirasi kisah cinta mereka? mayoritas menjawab kisah cinta Habibie dan Ainun, karena memang banyak sumber yang membuatnya menjadi nyata di persepsi mereka seperti Buku yang ditulis oleh Habibie berjudul Habibie & Ainun dan film yang berjudul sama garapan sutradara Hanung Bramantyo dan Faozan Rizal yang menceritakan kisah nyata perjuangan cinta pak Habibie dan ibu Ainun mulai dari bukan siapa-siapa hingga akhirnya menjadi presiden dan ibu negara. Kisah pak Habibie & ibu Ainun memang sungguh luar biasa, keduanya saling melengkapi, menutupi kekurangan satu sama lain dan cinta kasih sayang mereka abadi meski ibu Ainun terlebih dahulu menghadap panggilan Sang Maha Kuasa tetapi cinta pak Habibie tak pernah luntur sedikitpun meski usia semakin bertambah, bahkan setiap hari jumat beliau rutin untuk menyambangi pusara ibu Ainun untuk memanjatkan doa dan menuntaskan kerinduan yang ada, itu sebagai bukti bagaimana cinta pak Habibie kepada ibu Aiunun yang begitu besar dan tak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun, semuanya pasti sepakat.

Namun ada salah satu pasangan yang menarik untuk kita dalami lebih jauh tentang perjuangan cinta keduanya, mereka hidup pada masa lampau dimana seluruh rakyat Indonesia berjuang dan berusaha untuk mewujudkan cita-cita Kemerdekaan Indonesia sebagai negara berdaulat yang bebas dari campur tangan penjajah. Mereka berdua merupakan dua insan manusia yang terlibat pergolakan rakyat Indonesia pada saat itu yang ingin lepas dari belenggu kolonial dan keduanya merupakan seorang pahlawan kemerdekaan, siapakah pasangan tersebut sehingga menginspirasi?

Pasangan tersebut adalah Sayuti Melik dan SK Trimurti. Mungkin untuk nama pertama tidak begitu asing bagi kita, saat kita sekolah dari SD hingga SMA dijelaskan dalam pelajaran sejarah terutama pada bab yang membahas hari kemerdekaan peran Sayuti Melik begitu vital sebagai orang yang menulis teks proklamasi yang dirumuskan oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad Subarjo di rumah Laksana Maeda. Namun sebagian orang tidak mengetahui nama kedua yakni SK Trimurti, terasa begitu asing ditelinga kita. 

Surastri Karma Trimurti atau yang biasa akrab disapa SK Trimurti adalah seorang pejuang dan pahlawan kemerdekaan. Nama asli beliau adalah Surastri namun lebih akrab disapa Trimurti karena Trimurti adalah nama pena beliau sebagai wartawan yang menulis di berbagai media cetak sehingga orang lebih mengenal Trimurti daripada Surastri. SK Trimurti lahir 11 Mei tahun 1912 di Solo, setelah menamatkan pendidikan di Tweede Indlandsche School, beliau aktif mengajar di Sekolah Dasar di berbagai kota Bandung, Solo, Banyumas dan juga menjadi anggota Partindo (Partai Indonesia) pimpinan Sartono. Saat aktif menjadi anggota Partindo kesadaran kritis beliau diasah dan mampu membaca keadaan pribumi yang secara kasat mata mengalami penindasan oleh kolonial sehingga sebagai kaum terpelajar tentu melihat harkat dan martabat bangsanya diinjak-injak oleh kolonialimse dan imperialisme maka muncul perlawanan dari dalam dirinya. Untuk itu beliau membuat propaganda berupa selebaran yang berisi Anti Kolonial dan disebarkan kepada kaum pribumi sebagai bentuk pencerdasan kepada mereka agar mengerti apa yang dilakukan kolonial adalah sebagai bentuk penjajahn dan penindasan. Akibatnya pada tahun 1936, beliau ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda dan dijebloskan di penjara wanita Bulu Semarang yang sekarang masih aktif sebagai rumah tahanan wanita. Beliau sering keluar masuk penjara karena dianggap melakukan perlawanan kepada pemerintah Belanda namun itu semua tidak menyurutkan sedikitpun nyali beliau untuk terus melawan segala bentuk penjajahan dan penindasan, tidak peduli walau dia adalah seorang Wanita.

Ketertarikan SK Trimurti dalam dunia jurnalisme tidak lepas dari hobby membaca selebaran dan koran yang diterbitkan oleh surat kabar pribumi maupun yang diterbitkan oleh organisasi politik sehingga mengenalkan beliau pada sosok Soekarno yang pada saat itu aktif menjadi pimpinan PNI (Partai Nasional Indonesia). Sebagai anggota Partindo sendiri, SK Trimurti diberikan bekal sebagai kader untuk menulis tentang kritik terhadap kolonialisme sehinga kemampuan analisis dan daya kritis terbentuk ketika aktif sebagai salah satu anggota Partindo, tulisan-tulisannya yang kritis itu dimuat di harian Pikiran rakyat dan dibaca oleh banyak orang sehingga nama pena Trimurti mulai dikenal khalayak luas, sejak saat itu ia aktif sebagai wartawan dan terus menulis di berbagai harian surat kabar. Seorang penulis merupakan pejuang sejati, pena diartikan sebagai pistol dan tinta diartikan sebagai peluru yang bisa menembak siapapun yang ditujunya. SK Trimurti memilih berjuang sebagai wartawan dan terus melawan kolonial dengan tulisan-tulisanya.

Perkenalan SK Trimurti dengan Sayuti Melik terjadi ketika keduanya menjadi anggota Partindo. Sayuti Melik sendiri lahir di Sleman pada tanggal 22 November 1908, dan aktif menulis di berbagai harian surat kabar. Tulisan-tulisan kritik politiknya terhadap segala bentuk kolonialisme dan imperialisme membuatnya ditahan dan sempat dibuang ke Boven Digul oleh pemerintah Hindia Belanda dari tahun 1927-1933. Setelah pulang dari pembuangan, Sayuti Melik aktif di Partindo dan mulai mengenal SK Trimurti sebagai rekan perjuangan. Keduanya menikah pada 19 Juli 1938 dan ada janji diantaranya keduanya, selain janji untuk sehidup semati mereka juga berjanji untuk sama-sama berjuang, sungguh janji yang tidak dianggap sepele. Pasangan ini sering berdebat dan berdiskusi masalah pergerakan dan perjuangan, bagaimana mewujudkan kemerdekaan Indonesia, tidak hanya berbicara tentang cinta dan kerinduan yang umumnya pasangan lain bicarakan. Pada akhirnya jalinan cinta mereka semakin erat saat sama-sama berjuang. Saat itu SK Trimurti masih aktif sebagai anggota Partindo dan tidak pernah terpikirkan urusan asmara karena yang dipirkanya selalu politik, namun ketika Sayuti Melik datang melamar dia yakin, Yuti orang yang tepat mendampnginya kelak dalam berjuang.

Kemudian kita tahu bahwa Sayuti Melik adalah wakil pemuda yang terlibat dalam perumusan naskah proklamasi sebagai juru ketik sehingga beliau mempunyai peran yang cukup vital dalam kemerdekaan Indonesia. SK Trimurti selain aktif menulis juga aktif membela hak-hak perempuan dan pekerja sehingga beliau diangkat sebagai Menteri Perburuhan pada masa kabinet menteri Amir Sjariffudin pada tahun 1947-1948. Mereka dikaruniai 2 anak, Moesafir Karma Boediman lahir pada saat menghadiri Konggres Persatuan Jurnalis Indonesia (PERDI) di Solo, tepatnya tanggal 11 April 1939 dan anak kedua Heru Baskoro dilahirkaan saat berada di dalam tahanan pada tahun 1943. Perjuangan cinta mereka menggambarkan sebuah ikatan yang erat antar kedua manusia bagaimana sebuah cinta memang harus diperjuangkan sehingga terus terawat. Cinta tidak mengalangi keduanya berhenti berjuang untuk melawan segala bentuk penjajahan dan penindasan, cinta malah membuat tekad berjuang dan melawan semakin besar. Pasangan ini mengajarkan kepada kita semua bahwa cinta tidak melulu soal hal-hal yang romantis tetapi cinta juga mengajarkan kepada kita tentang arti dari sebuah perjuangan. 

Dikutip dari berbagai sumber





Senin, 29 Agustus 2016

Hai Mahasiswa Baru, Berorganisasilah !!!

Pertama-tama saya ucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa baru Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang telah lolos seleksi dan menjadi bagian keluarga besar Unnes. Tentu hal yang sangat membanggakan kalian bisa lolos seleksi dengan berbagai macam tahapan dan menyingkirkan ratusan bahkan ribuan teman-teman kita yang mungkin kurang beruntung sehingga mereka tidak dapat melanjutkan ke bangku perkuliahan padahal mereka mempunyai semangat dan kemauan yang sama untuk bisa kuliah.
Tidak lupa juga saya ucapkan kepada kalian semua bahwa mulai saat ini, kalian bukan lagi menjadi siswa yang memakai baju seragam setiap hari. Kalian saat ini sudah menjadi MAHASISWA, sebuah status yang luar biasa disematkan kepadamu karena hanya sebagian kecil saja pemuda yang bisa duduk di bangku perguruan tinggi dan berstatus menjadi seorang mahasiswa. Tentu status mahasiswa bukanlah status yang main-main, mahasiswa merupakan status agung yang disematkan kepada pemuda yang mempunyai mimpi besar, pikiran besar dan tindakan besar.
Sebuah kesempatan emas bagi kalian yang dapat menikmati kehidupan kampus yang tentu berbeda sekali atmosfernya dengan sekolah dulu. Di kampus kita akan bertemu dengan berbagai orang dari seluruh penjuru tanah air yang tentu mempunyai banyak sekali perbedaan karakter, cara pandang dan budaya. Maka kita harus pandai-pandai menempatkan diri agar kita dapat bertahan dari berbagai akulturasi perbedaan itu dan dapat bergaul dengan teman lainya.
Kampus tentu banyak sekali menyediakan wadah bagi kita untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri supaya segala kemampuan yang kita miliki dapat diasah untuk kebermanfaatan orang lain. Organisasi merupakan jalan untuk mengembangkan potensi itu, banyak sekali organisasi yang ada di kampus dengan berbagai karakternya mulai dari minat bakat, keilmiahan, kerohanian, kemasyarakatan, seni budaya dan sosial politik.
Tentu dengan banyaknya wadah organisasi yang ada di kampus memberikan banyak sekali pilihan kepada kita agar dapat memilih organisasi mana yang tepat untuk melatih dan mengembangkan potensi supaya nantinya kita dapat hidup yang lebih bermakna ketika di luar kelas.
Banyak sekali manfaat yang diperoleh ketika kita berorganisasi, selain mendapat pematangan potensi, kita juga dapat menambah jaringan dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tentunya kelak sangat berguna ketika kita terjun di dunia kerja dan masyarakat. Tak ada salahnya mencoba untuk ikut berorganisasi, karena waktumu terlalu panjang ketika hanya digunakan untuk kos-kampus saja.




Selasa, 16 Agustus 2016

Agustusan


Tradisi unik untuk menyambut peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang masih dipertahankan oleh masyarakat di berbagai daerah diantaranya adalah lomba-lomba dan malam tasyakuran. Lomba-lomba yang dilakukan tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk remaja dan para orang tua. Lombanyapun unik dan lucu namun kreatif, karena memang bertujuan untuk hiburan semata dan mempererat tali persaudaraan antar warga bukan sebagai ajang adu jago atau pamer. Kita sering mendengar dan mungkin pernah mengikuti, ada lomba makan krupuk, panjat pinang, memasukan kelereng ke botol, pecah air, sepakbola berdaster untuk bapak-bapak dan masih banyak lomba lainya. Biasanya lomba dilakukan di lingkungan RT maupun RW, lingkungan terdekat dari masyarakat. Entah bagaimana asal muasalnya, tetapi tradisi ini memang sudah mengakar dan masih ada hingga saat ini ditengah derasnya arus modernisasi dan zaman yang semakin berubah dan berkembang. Saat aku masih kecil aku juga tidak mau kalah untuk mengikuti lomba di lingkungan RT, semua lomba aku ikuti dan biasanya menang di beberapa lomba, tetapi ada temanku yang sangat sulit untuk ditaklukan sehingga dia selalu menjadi juara satu dan aku hanya puas di posisi dua atau tiga.
Menjelang hari kemerdekaan juga sering diadakan malam tasyakuran di lingkungan rumah kita masing-masing, biasanya dilakukan di tempat strategis, misalnya di wilayah RT rumah tempat kita tinggal. Acaranya pun selain untuk memanjatkan doa dan rasa syukur tentang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia juga sebagai ajang penampilan seni dan budaya oleh anak-anak dan para remaja. Yang paling ditunggu-tunggu biasanya adalah pengumuman dan pemberian hadiah pemenang lomba-lomba, terutama bagi anak-anak. Aku juga saat masih kecil sering ikut pentas dalam malam tasyakuran, biasanya aku paling senang jika memainkan pentas drama tentang sebuah kisah yang sudah sangat familiar tetapi dibuat sekreatif mungkin dan dibumbui oleh komedi dan lelucon sehingga membuat tertawa para penonton yang hadir. Namun tetap yang paling membuatku berkesan adalah setiap acara malam tasyakuran ada salah satu sesepuh dari lingkungan rumahku yang selalu diminta bercerita tentang hidupnya dimasa pergerakan nasional dan ikut perang angkat senjata melawan penjajah. Saat itu aku mendengarkan dengan khusyuk cerita dari si mbah yang memang sudah sangat sepuh untuk berjuang dengan segala jiwa dan raga demi kemerdekaan Republik Indonesia yang kita cintai ini, beliau juga berpesan kepada anak muda untuk meneruskan dan melanjutkan cita-cita perjuangan para pendahulu kita untuk Indonesia yang lebih mandiri, makmur dan sejahtera.
Agustus memang bulan yang bersejarah bagi negeri tumpah darah kita, Republik Indonesia. Di bulan Agustus tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta membacakan teks proklamasi sebagai pertanda bahwa Bangsa Indonesia telah memerdekaan diri dari belenggu penjajahan dan menyongsong kehidupan yang lebih baik sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kemerdekaan yang didapat Bangsa Indonesia tentu tidak mudah, penuh jalan berliku dan rumit. Dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan luar biasa dari pendahulu kita, mereka bertempur dan berjuang melawan penjajah dengan segala apapun yang dimiliki, jiwa, raga dan harta mereka korbankan demi merebut kemerdekaan. Keterbatasan tidak membuat para nyali pendahulu kita ciut, malah semakin membakar semangat juang mereka, penajajah bertempur menggunakan senjata yang modern dan canggih tetapi pendahulu kita menggunakan bambu runcing dan senjata khas daerah masing-masing. Keyakinan tak kenal menyerah membuat jiwa mereka kuat dan tangguh, akhirnya kemerdekaan itu datang dan kita sebagai generasi penerus menikmati kemerdekaan yang diperjaungkan oleh para pendahulu kita. Seyogyagnya kita sebagai anak-anak muda meneruskan dan melanjutkan cita-cita kemerdekaan para pejuang yang rela mati di medan tempur. Tentu kita berjuang saat ini tidak menggunakan senjata untuk melawan penjajah, tetapi minimal kita seharusnya mampu berbuat sesuatu untuk memberi manfaat walaupun kecil bagi orang di lingkungan sekitar kita. Merdeka !

Senin, 08 Agustus 2016

Demo Untuk Apa ?


Masa awal saya sebagai mahasiswa baru juga sangat tidak respect terhadap yang namanya demo, panas, bikin macet, sia-sia dan masih banyak alasan lainya. Namun seiring berjalanya waktu, saya membaca, saya berdiskusi dengan banyak orang hingga akhirnya saya menarik sebuah kesimpulan bahwa hidup tidak hanya sekedar hidup, sungguh egois jika kita hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tanpa memikirkan persoalan orang lain. Apalah arti hidup ini jika tidak ada yang diperjuangkan? Maka mulai sejak saat itu saya mencoba mengenal dunia luar, mencoba mendengar berbagai persoalan dan mencoba mencari solusi jalan keluarnya.
Ya saya sepakat memang ada banyak cara untuk menyalurkan aspirasi kepada pihak terkait, bisa melalui dialog, audiensi dan demonstrasi. Alangkah baiknya memang jika lewat dialog selesai ya sudah tidak perlu demonstrasi. Namun ketika dirasa melalui cara-cara dialog dan audiensi tidak berhasil maka jalan terakhir melalui parlemen jalanan. Saya tidak bisa memaksa untuk setiap orang menyetujui cara berpikir saya, itu urusan pribadi masing-masing. Tidak setuju ya silahkan, setuju ya silahkan, tidak ada pengaruhnya bagi saya. Selama tidak menyimpang dari aturan hukum yang berlaku toh sah-sah saja kan?
Kita sama-sama sudah dewasa, harus sudah saling mengerti mana yang benar, baik dan yang tidak.Semua orang bebas berpendapat sesuai dengan perspektif masing-masing dan yang penting tidak menganggu ketertiban umum dan hajat hidup orang banyak. Tidak ada yang salah baik itu mahasiswa demonstasi atau yang tidak, yang jelas mereka sudah satu langkah didepan ketimbang orang yang tidak mau berbuat apa-apa.
Namun yang saya pahami bahwa kita hidup merdeka seperti sekarang juga dengan melawan seperti yang dilakukan oleh Soekarno,Hatta, Tan dan pahlawan lainya. Mereka melawan segala bentuk penindasan, ketidakadilan dan kebohongan. Maka apakah kita hanya akan diam saja melihat kejahatan dan ketidakadilan? Bukankah mendiamkan kesalahan adalah sebuah kejahatan begitu kata Gie ?