Selasa, 08 Oktober 2019

Joker : Jika Baik dan Buruk Tidak Sekedar Hitam dan Putih



Film The Clown Prince of Crime “Joker“ garapan Todd Philiips (Trilogi The Hangover) mendapat banyak apresiasi kritikus dan penikmat film karena berhasil mengangkat kisah hidup Joker sang Villain yang dicintai oleh sejuta umat. Bahkan mendapat Standing Ovation selama 8 menit pada acara The Venice Film Festival. Sebelumnya, karakter Joker yang kejam, brutal namun cerdik dalam setiap aksi kriminal dan terornya kepada warga Gotham sangat berhasil diperankan oleh Heath Ledger dalam film Batman The Dark Khight garapan sutradara Christopher Nolan (Inception, Interstellar), sehingga mengantarkan sang aktor meraih Oscar sebagai Aktor Pendukung Terbaik dan satu-satunya Oscar yang diraih film superhero, namun sayang Heath Ledger meninggal 6 bulan sebelum filmnya tayang di layar bioskop.

Karakter Joker pada film terbarunya diperankan oleh Joaquin Phoenix yang sangat sempurna menjadi Arthur Fleck seorang pria penderita pseudobulbar affect sehingga membuat emosinya sangat tidak stabil, dia bisa tertawa dan menangis dalam satu waktu tanpa terkendali dan setiap tawanya kadang muncul ketika situasi tidak tepat, kerap berhalusinasi tentang mimpi-mimpinya kehidupan percintaan seperti kencan dan minum dengan wanita tetangga apartemenya Sophie Dumond (Zazie Beetz). Dalam setiap tawanya, Arthur memendam kesakitan dan kepedihan luar biasa, suara tawa Arthur membuat siapapun yang mendengar akan merasa pilu dan menyayat hati ditambah tubuhnya sangat kurus dengan tulang belakang terlihat amat jelas ketika Arthur sedang membungkuk. Untuk mengurangi rasa sakitnya akibat gangguan mental, Arthur kerap berkonsultasi dengan psikiater dan diberi instruksi untuk meminum tujuh obat sekaligus sehingga membuat pikiranya jauh lebih rileks. Mudah bagi kita untuk bersimpati dan memahami Arthur dengan melihat riwayat kesehatan mentalnya dan kondisinya yang kian memprihatinkan.

Arthur tinggal bersama ibunya Penny Fleck (Frances Conroy) seorang penderita sakit stroke di sebuah apartemen kumuh di salah satu sudut kota Gotham. Setiap malam Arthur dan ibunya menonton salah satu realty show yang dipandu oleh pembawa acara favorit bernama Murray Franklin (Robert de Niro) dan bermimpi suatu saat bisa berdiri di panggung disaksikan seluruh warga Gotham kemudian bercerita tentang kisah hidupnya yang menginspirasi banyak orang. Oleh Ibunya, Arthur dipanggil Happy karena menurutnya Arthur sejak kecil tidak pernah menangis, walaupun ibunya tahu bahwa tawa Arthur adalah kesakitan dan kepedihan.

Arthur bekerja di perusahaan agen penyalur badut untuk menyambung hidupnya, dia ditempatkan di sebuah toko musik untuk memegang papan reklame yang terbuat dari kayu. Segerombolan bocah Gotham mengusiknya dengan mengambil papan reklame yang digunakan Arthur untuk bekerja, ketika Arthur mengejar segerombolan bocah dan berteriak meminta tolong warga, tak ada satupun warga yang menghiraukan teriakannya sehingga Arthur tidak berdaya ketika segerombolan bocah memukulinya.

Dalam setiap kesempatan Arthur menulis tentang lelucon dalam buku catatan harianya. Arthur sangat terobsesi untuk menjadi komedian yang membuat orang lain tertawa. Setiap malam Arthur mengunjungi klub untuk menonton penampilan komedian beraksi di atas panggung. Arthur tertawa ketika penonton diam dan sebaliknya Arthur akan diam ketika penonton tertawa. Saat Arthur diberi kesempatan untuk tampil melakukan stand up komedi, penonton tidak tertawa karena lelucon Arthur tetapi penonton mentertawakan Arthur itu sendiri dan video rekaman saat tampil di atas panggung menjadi olok-olokan oleh orang yang sangat dikaguminya yaitu Murray Franklin.

Gila itulah yang pertama kali dirasakan ketika menonton Film Joker, filmnya gelap, bahkan sangat gelap ketika komedi berubah menjadi sebuah tragedi. Menceritakan tentang sebuah kisah orang tertindas, dikalahkan dan dihancurkan oleh orang disekelilingnya dan sistem yang seharusnya mempunyai kuasa untuk membantu banyak orang. Menjadi Joker mungkin sama seperti kita, dibohongi, dikecewakan dan diberi harapan namun pada akhirnya hanya menjadi angan. Arthur hidup pada masa Gotham penuh dengan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Pemerintah sebagai bagian dari kekuasaan tidak pernah hadir bagi orang-orang miskin sehingga kriminalitas tumbuh subur di Gotham demi memenuhi kebutuhan hidup. Orang kaya mendapat perhatian lebih dan mendapat kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya, orang miskin hanya bisa bermimpi dan berharap pemerintah memberikan bantuan kepada mereka seperti Ibu Arthur yang setiap hari mengirim surat kepada Thomas Wayne (Brett Cullen) untuk meminta bantuan. Pemerintah memandang rakyat hanya sebagai ancaman dan menyebutnya sebagai badut. Kesenjangan sosial semakin lebar yang membuat rasa simpati dan empati terhadap sesama manusia semakin pudar.

Kritik sosial hadir dalam Film Joker, memberikan gambaran tentang kehidupan manusia horror pada umumnya yaitu dewasa, tinggal bersama orang tua, miskin, pengangguran dan jomblo seperti Arthur yang pada akhirnya dipecat perusahaan karena membawa pistol yang diberikan oleh rekan kerjanya pada saat menghibur anak-anak di rumah sakit sehingga kehilangan pekerjaan. Orang seperti Arthur sangat sulit mendapat tempat dan akhrinya tersisih dari pergaulan sosialnya. Kisah Arthur sangat relevan dengan kondisi negeri hari ini. Dimana para politisi lebih sibuk dengan urusan pribadinya dibanding membantu dan mensejahterakan para konstituennya, Minoritas mendapat persekusi dan memandang aneh kepada setiap orang yang berbeda agama, suku, ras dan strata sosialnya.

Baik dan Buruk menjadi bias ketika realitas menjadi batas, tidak ada yang hitam dan putih, semua manusia dilahirkan ke dunia dalam kondisi suci. Tidak ada manusia yang dilahirkan dengan tujuan untuk menjadi penjahat. Karakter seseorang sangat ditentukan oleh lingkungan terdekat yaitu keluarga. Kita tahu bahwa Arthur tidak mendapat kasih sayang secara utuh dari keluarga dan menerima perlakukan kekerasan dari orang tuanya. Kesuraman hidup sedari kecil membentuk karakter Arthur dewasa dan interaksi sosial dengan masyarakat. Gotham dengan kondisinya yang memprihatinkan sangat tidak ramah terhadap orang-orang seperti Arthur, dan menjadikan Arthur putus asa terhadap hidup dengan segala persoalanya. Kebutuhan batin seperti rasa cinta, penerimaan dan perlindungan  yang seharusnya diterima oleh manusia seakan langka dan bahkan tidak ada. Kejiwaan Arthur semakin tak terkendali ketika asupan jiwanya tak terpenuhi dan visi hidup semakin tak kenal arah serta konflik batin yang terus berkecamuk.

Ketika seseorang sudah hilang harapan, membunuh mungkin menjadi obat yang mujarab untuk mendapat kebahagiaan, itulah yang dilakukan oleh Arthur, dia tahu mana yang pantas dibunuh dan mati. Setelah membunuh Arthur mendapatkan sensasi ketenangan dan kebahagiaan yang tidak pernah didapat sebelumnya. Arthur menari di dalam toilet umum setelah membunuh 3 orang kaya yang menganggu seorang wanita di sebuah gerbong kereta. Kematian 3 orang kaya tersebut diberitakan secara besar-besaran di seluruh surat kabar dan televisi. Coba bandingkan jika orang miskin yang mati, mungkin mayatnya hanya dilangkahi lalu ditinggalkan. Dunia telah hilang rasa kemanusiaanya, yang ada hanyalah penindasan demi penindasan yang tak kunjung habis.

Arthur melihat dunia penuh dengan kemunafikan, setiap orang memakai topengnya masing-masing. Bahkan orang dengan strata sosial tinggi yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan yang seharusnya membantu banyak orang malah bertindak paling busuk diantara manusia lainya. Arthur ingin kemunafikan hilang dari dunia dan menata kembali struktur sosial sebagaimana semestinya.

Bagi warga Gotham, Arthur adalah pahlawan karena berani bersuara dan bertindak terhadap segala ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang selama ini dipendam dan bercita-cita ingin mewujudkan nilai kemanusiaan yang universal sebagai bagian dari kehidupan. Arthur menjadi simbol revolusi pemicu lahir dan bangkitnya kesadaran untuk melawan segala bentuk penindasan. Timbul kekhawatiran jika aksi Joker yang salah kaprah dan kriminal menjadi pembenaran oleh mereka yang tidak dapat menerima dan mencerna pesan film secara utuh sehingga timbul  misinterpretasi. Gotham melahirkan Joker dan pada akhirnya Joker akan melahirkan Batman. Mari mulai sekarang lebih peduli terhadap orang disekitar kita, mungkin mereka butuh bantuan dari kita.




1 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus