Membaca Alan Lightman : Hidup Dalam
Keanekaragaman Waktu
Oleh : Hanendya Disha Randy
Raharja
“Bagaimana jika waktu abadi?”
“Bagaimana jika waktu hanya
tersisa hingga mata hari terbenam?”
Waktu beserta Zat, Ruang dan
Energi sebagaimana dikemukakan oleh Harari dalam Homo Sapiens adalah hasil
ledakan 13.5 Miliar tahun lalu yang dikenal dengan istilah Big Bang. Segala
bentuk fenomena materi dalam lingkup ruang dan waktu dikaji dalam bidang Fisika.
Mimpi-mimpi Einstein yang ditulis oleh Alan Lightman seorang fisikawan Amerika
Serikat sebagai novel non fiksi pertama tidak hanya meninjau konsep waktu dalam
satu kerangka acuan, namun tigapuluh. Pergulatan konsep tentang waktu hadir
dalam mimpi-mimpi Einstein pada tahun 1905, Alan Lightman secara cerdas
menggambarkan mimpi tersebut dalam tinjauan secara ilmiah dengan melihat respon
manusia terhadap suatu kondisi waktu tertentu. Defenisi waktu yang banyak orang
kira tunggal ternyata bersifat sangat beragam.
Einstein dikenal sebagai manusia
jenius abad 20, pada tahun 1921 dia memperoleh nobel dalam bidang Fisika karena
kecerdasanya dalam menjelaskan mengenai fenomena efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah elektron yang keluar dari
suatu permukaan materi ketika dikenai radiasi elektromagnetik. Banyak penerapan
efek fotolistrik dalam kehidupan sehari-sehari terutama pada bidang elektronika
yang membantu umat manusia dengan diformulasikan menjadi sebuah teknologi. Sebagai
seorang ilmuwan, Einstein selalu berinovasi mengenai kerumitan yang dihadapi
umat manusia dan menemukan solusi di atas meja kerjanya yang berserakan
dokumen-dokumen mengenai kajian fisika teoritis yang penuh dengan persamaan
matematis.
Kisah fiksi yang ditulis dengan
sangat jenius oleh Alan Lightman menceritakan kisah persahabatan Eistein dengan
rekanya di Politeknik Zurich bernama Michelle Besso. Einstein yang lulus dari
Politeknik Zurich menikah dengan Mileva Maric dan dikaruniai anak laki-laki
bernama Hans Albert Einstein kemudian bekerja sebagai kenari di kantor Paten
pada tahun 1905 di kota Bern Swiss sedang merampungkan proyek ambisius untuk
dikirimkan ke jurnal fisika di Jerman yang memaparkan teori baru tentang konsep
waktu, teori relativitas umum dan teori relativitas khusus. Einstein
mengemukakan tujuan untuk mengerti tentang waktu agar dirinya dekat dengan Tuhan. Namun Besso
yakin bahwa Einstein mampu menyelesaikan pergulatan pikirnya mengenai waktu
meski Einstein baru saja menyelesaikan tesis Ph.D, satu tulisan ilmiah tentang photon
dan satu tulisan tentang gerak Brownian.
Mimpi-mimpi fiktif Einstein berlatar pegunungan alpen yang
diselimuti salju membawa kita menuju kota-kota romantis Aare, Aarstrasse,
Gerberngasse, Marktgasse, Schifflaube, Speichergasse yang dipenuhi bir, anggur
dan gejolak cinta sepasang kekasih yang dimabuk asmara. Di Jembatan Nydegg
sepasang kekasih sedang berpelukan seakan waktu hanya tinggal sampai matahari
terbenam. Mimpi Einstein diawali pada 14 April 1905 yang berkisah tentang waktu
yang berbentuk seperti lingkaran. Dunia mengulang dirinya sendiri, setepat-tepatya,
dan selama-lamanya. Setiap hal yang terjadi hari ini adalah pengulangan dari
sejuta tahun sebelumnya. Hal yang dilakukan hari ini juga akan terjadi di masa
depan.
Waktu di dunia ini ternyata ada
dua, waktu mekanis dan waktu tubuh. Waktu mekanis adalah waktu yang ditetapkan
dan bersifat mutlak, namun banyak orang yang tidak menyadari. Setiap pagi kita
bangun pukul 05.00, makan siang pukul
12.00, bercinta mulai pukul 20.00 dan tidur pukul 22.00. Kita tunduk
pada waktu yang bersifat mekanis. Kita juga perlu memahami bahwa Tubuh juga
mengirimkan impuls tentang waktu, perut keroncongan memaksa kita untuk makan, badan
lelah memaksa kita untuk istirahat dan mata mengantuk memaksa kita untuk tidur.
Waktu tubuh berbicara melalui rangsangan secara biologis.
Dalam hidup, kita sering
dihadapkan dengan suatu pilihan, tidak hanya satu, namun kadang dua atau tiga
pilihan. Pilihan yang kita pilih memberikan konsekuensi yang berbeda. Jika
dilakukan secara serentak waktu layaknya 3 dimensi karena saru benda bisa
bergerak tegak lurus ke tiga arah, horisonrtal, vertikal, dan membujur. Maka
masa depan bergantung pada pilihan yang kita ambil dan selalu liniear. Setiap
orang mempunyai takdir yang berbeda.
Dalam suatu masa, ilmuwan
menemukan fakta bahwa waktu berjalan sangat lambat jika berada jauh dari pusat
bumi. Akibatnya orang yang ingin awet muda berbondong-bondong membangun rumah
di atas gunung. Agar mendapatkan hasil awet muda yang maksimal, orang akhirnya
membangun rumah di atas pohon seperti burung yang membuat sarang setinggi
mungkin agar tidak diganggu oleh burung lainya. Namun orang tidak begitu peduli
dengan usia, mereka tidak pernah melihat arloji ataupun jam dinding yang
terpasang di pusat desa. Mereka hanya berpedoman bahwa orang yang tinggal di
kaki gunung memiliki usia yang tua, rambut beruban dan kulit keriput.
Waktu merupakan penguasa dunia,
terlihat di banyak tempat seperti kalender, arloji, menara jam, lonceng gereja.
Waktu membagi dunia kepada detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke
minggu, minggu ke bulan dan bulan ke tahun. Waktu melaju bergerak secara periodik,
waktu adalah cantolan semesta yang bersifat mutlak. Orang-orang religius
memandang adanya waktu sebagai bukti adanya Tuhan. Tak ada yang tercipta
sempurna tanpa adanya Sang Pencipta. Tak ada yang universal yang tidak bersifat
ketuhanan. Para filsuf menempatkan waktu sebagai pusat keyakinan. Waktu ada
sebagai pedoman untuk menilai semua tindakan umat manusia. Waktu adalah
kejernihan untuk melihat salah atau benar.
Ada hal unik jika manusia
dihadapkan pada waktu yang hanya tinggal sebulan, kapitalis menghentikan semua
produksinya, mereka beranggapan bahwa untuk apa bisnis dan perdagangan jika
waktu hanya tinggal sebulan. Untuk manusia lainya, mereka lebih memilih
berkumpul bersama teman dan sanak saudara di kedai untuk minum anggur dan bir.
Respon manusia mengenai waktu beragam, orang tidak akan lagi memandang status sosial.
Dunia yang sebulan lagi akan berakhir adalah dunia dengan persamaan hak.
Bagi sebagian orang percaya bahwa
ada hukum sebab akibat dalam dunia ini. Segala yang kita raih hari ini adalah
manifestasi dari masa lalu. Namun bagi sebagian orang yang tidak percaya adanya
sebab akibat maka waktu sangatlah tidak berarti. Mereka menganggap bahwa waktu berada pada
satu titik dan tidak terhubung dengan titik lainya. Jika masa lalu kelam, tidak
perlu merenungi secara berlebihan dan jika masa kini tidak berdampak besar pada
masa depan, tidak perlu membebani tindakan saat ini secara berlebihan pula. Tidak
ada korelasi hubungan antara waktu karena waktu berada pada titik yang
terpisah.
Bagaimana jika waktu berhenti? Ketika
air berhenti mengalir, ketika matahari tidak menyinari bumi, ketika bumi
berhenti berputar dari porosnya. Manusia cenderung akan melakukan tindakan
saling mengasihi orang yang paling dicintai. Orang tua akan memeluk anaknya
erat-erat, sepasang kekasih akan bercinta hingga pagi hari. Anjing berhenti
melolong dan mendekap sang majikan. Manusia akan mencapai titik tujuan waktu
dengan bahagia. Tidak peduli tentang kebahagiaan yang bersifat semu, dalam
keadaan menuju pusat waktu, manusia ingin mendapatkan kebahagiaan abadi.
Lalu bagaimana jika waktu
bersifat abadi? Manusia akan terbagi menjadi 2 kelompok. Manusia belakangan dan
manusia sekarang. Kelompok pertama beranggapan bahwa hidup tidak perlu
tergesa-gesa, logika mereka dibangun bahwa sesuatu yang tergesa-gesa akan
berpotensi besar melakukan kesalahan. Manusia tidak perlu tergesa-gesa untuk mempelajari
ilmu pengetahuan, manusia tidak perlu tergesa-gesa mencoba makanan dan minuman lezat,
manusia tidak perlu tergesa-gesa berkeliling dunia. Kelompok semacam ini akan
mendapat kerugian karena tidak pernah mendapatkan banyak hal. Hidup hanya untuk
melakukan hal yang tidak berguna. Sebaliknya kelompok kedua beranggapan bahwa
segala sesuatu harus dilaksanakan segera untuk mendapatkan banyak hal. Manusia
harus bisa mempelajari Fisika dan Sastra secara bersamaan, manusia dituntut
untuk segera berkeliling dunia untuk mengetahui berbagai rahasia Tuhan. Orang
yang hidup selamanya akan memilih hidup dengan 2 pilihan, menjadi manusia
kerdil dan menjadi manusia super.
Jika waktu adalah tentang
kuantitas maka dunia tidak ada kalender, arloji, jam dinding, lonceng gereja.
Setiap kegiatan akan dipicu oleh kegiatan sebelumnya. Dunia menjadi penuh
misteri dan ketidakpastian. Namun jika waktu adalah tentang kualitas maka
segala kegiatan ditandai oleh sebuah peristiwa yang bermakna. Namun dari semua
defenisi waktu yang hadir dalam mimpi Einstein, saya tertarik meninjau bahwa
waktu layaknya indera manusia. Pergerakan waktu berjalan sesuai dengan rangsang
indera ketika kulit, otak dan hati menerima rangsang. Waktu akan berjalan lebih
cepat ketika bersama dengan orang yang kita cintai dan waktu berjalan sangat
lambat ketika berada jauh. Percaya atau tidak 1 jam terasa 1 detik saat bertemu
dan 1 detik terasa 1 jam saat rindu.
Sekarang lebih mudah menonton film drama korea, mudah dan cepat, Download aplikasi MYDRAKOR di GooglePlay, banyak film drama korea terbaru yang tidak akan tertinggal. MYDRAKOR
BalasHapushttps://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main&hl=in
https://www.inflixer.com/
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny