Senin, 28 Januari 2019

Membaca Alan Lightman : Hidup Dalam Keanekaragaman Waktu


Membaca Alan Lightman : Hidup Dalam Keanekaragaman Waktu



Oleh : Hanendya Disha Randy Raharja


“Bagaimana jika waktu abadi?”
“Bagaimana jika waktu hanya tersisa hingga mata hari terbenam?”


Waktu beserta Zat, Ruang dan Energi sebagaimana dikemukakan oleh Harari dalam Homo Sapiens adalah hasil ledakan 13.5 Miliar tahun lalu yang dikenal dengan istilah Big Bang. Segala bentuk fenomena materi dalam lingkup ruang dan waktu dikaji dalam bidang Fisika. Mimpi-mimpi Einstein yang ditulis oleh Alan Lightman seorang fisikawan Amerika Serikat sebagai novel non fiksi pertama tidak hanya meninjau konsep waktu dalam satu kerangka acuan, namun tigapuluh. Pergulatan konsep tentang waktu hadir dalam mimpi-mimpi Einstein pada tahun 1905, Alan Lightman secara cerdas menggambarkan mimpi tersebut dalam tinjauan secara ilmiah dengan melihat respon manusia terhadap suatu kondisi waktu tertentu. Defenisi waktu yang banyak orang kira tunggal ternyata bersifat sangat beragam.

Einstein dikenal sebagai manusia jenius abad 20, pada tahun 1921 dia memperoleh nobel dalam bidang Fisika karena kecerdasanya dalam menjelaskan mengenai fenomena efek fotolistrik.  Efek fotolistrik adalah elektron yang keluar dari suatu permukaan materi ketika dikenai radiasi elektromagnetik. Banyak penerapan efek fotolistrik dalam kehidupan sehari-sehari terutama pada bidang elektronika yang membantu umat manusia dengan diformulasikan menjadi sebuah teknologi. Sebagai seorang ilmuwan, Einstein selalu berinovasi mengenai kerumitan yang dihadapi umat manusia dan menemukan solusi di atas meja kerjanya yang berserakan dokumen-dokumen mengenai kajian fisika teoritis yang penuh dengan persamaan matematis.  

Kisah fiksi yang ditulis dengan sangat jenius oleh Alan Lightman menceritakan kisah persahabatan Eistein dengan rekanya di Politeknik Zurich bernama Michelle Besso. Einstein yang lulus dari Politeknik Zurich menikah dengan Mileva Maric dan dikaruniai anak laki-laki bernama Hans Albert Einstein kemudian bekerja sebagai kenari di kantor Paten pada tahun 1905 di kota Bern Swiss sedang merampungkan proyek ambisius untuk dikirimkan ke jurnal fisika di Jerman yang memaparkan teori baru tentang konsep waktu, teori relativitas umum dan teori relativitas khusus. Einstein mengemukakan tujuan untuk mengerti tentang waktu  agar dirinya dekat dengan Tuhan. Namun Besso yakin bahwa Einstein mampu menyelesaikan pergulatan pikirnya mengenai waktu meski Einstein baru saja menyelesaikan tesis Ph.D, satu tulisan ilmiah tentang photon dan satu tulisan tentang gerak Brownian.

Mimpi-mimpi fiktif  Einstein berlatar pegunungan alpen yang diselimuti salju membawa kita menuju kota-kota romantis Aare, Aarstrasse, Gerberngasse, Marktgasse, Schifflaube, Speichergasse yang dipenuhi bir, anggur dan gejolak cinta sepasang kekasih yang dimabuk asmara. Di Jembatan Nydegg sepasang kekasih sedang berpelukan seakan waktu hanya tinggal sampai matahari terbenam. Mimpi Einstein diawali pada 14 April 1905 yang berkisah tentang waktu yang berbentuk seperti lingkaran. Dunia mengulang dirinya sendiri, setepat-tepatya, dan selama-lamanya. Setiap hal yang terjadi hari ini adalah pengulangan dari sejuta tahun sebelumnya. Hal yang dilakukan hari ini juga akan terjadi di masa depan.

Waktu di dunia ini ternyata ada dua, waktu mekanis dan waktu tubuh. Waktu mekanis adalah waktu yang ditetapkan dan bersifat mutlak, namun banyak orang yang tidak menyadari. Setiap pagi kita bangun pukul 05.00, makan siang pukul  12.00, bercinta mulai pukul 20.00 dan tidur pukul 22.00. Kita tunduk pada waktu yang bersifat mekanis. Kita juga perlu memahami bahwa Tubuh juga mengirimkan impuls tentang waktu, perut keroncongan memaksa kita untuk makan, badan lelah memaksa kita untuk istirahat dan mata mengantuk memaksa kita untuk tidur. Waktu tubuh berbicara melalui rangsangan secara biologis.

Dalam hidup, kita sering dihadapkan dengan suatu pilihan, tidak hanya satu, namun kadang dua atau tiga pilihan. Pilihan yang kita pilih memberikan konsekuensi yang berbeda. Jika dilakukan secara serentak waktu layaknya 3 dimensi karena saru benda bisa bergerak tegak lurus ke tiga arah, horisonrtal, vertikal, dan membujur. Maka masa depan bergantung pada pilihan yang kita ambil dan selalu liniear. Setiap orang mempunyai takdir yang berbeda.

Dalam suatu masa, ilmuwan menemukan fakta bahwa waktu berjalan sangat lambat jika berada jauh dari pusat bumi. Akibatnya orang yang ingin awet muda berbondong-bondong membangun rumah di atas gunung. Agar mendapatkan hasil awet muda yang maksimal, orang akhirnya membangun rumah di atas pohon seperti burung yang membuat sarang setinggi mungkin agar tidak diganggu oleh burung lainya. Namun orang tidak begitu peduli dengan usia, mereka tidak pernah melihat arloji ataupun jam dinding yang terpasang di pusat desa. Mereka hanya berpedoman bahwa orang yang tinggal di kaki gunung memiliki usia yang tua, rambut beruban dan kulit keriput.

Waktu merupakan penguasa dunia, terlihat di banyak tempat seperti kalender, arloji, menara jam, lonceng gereja. Waktu membagi dunia kepada detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan dan bulan ke tahun. Waktu melaju bergerak secara periodik, waktu adalah cantolan semesta yang bersifat mutlak. Orang-orang religius memandang adanya waktu sebagai bukti adanya Tuhan. Tak ada yang tercipta sempurna tanpa adanya Sang Pencipta. Tak ada yang universal yang tidak bersifat ketuhanan. Para filsuf menempatkan waktu sebagai pusat keyakinan. Waktu ada sebagai pedoman untuk menilai semua tindakan umat manusia. Waktu adalah kejernihan untuk melihat salah atau benar.

Ada hal unik jika manusia dihadapkan pada waktu yang hanya tinggal sebulan, kapitalis menghentikan semua produksinya, mereka beranggapan bahwa untuk apa bisnis dan perdagangan jika waktu hanya tinggal sebulan. Untuk manusia lainya, mereka lebih memilih berkumpul bersama teman dan sanak saudara di kedai untuk minum anggur dan bir. Respon manusia mengenai waktu beragam, orang tidak akan lagi memandang status sosial. Dunia yang sebulan lagi akan berakhir adalah dunia dengan persamaan hak.

Bagi sebagian orang percaya bahwa ada hukum sebab akibat dalam dunia ini. Segala yang kita raih hari ini adalah manifestasi dari masa lalu. Namun bagi sebagian orang yang tidak percaya adanya sebab akibat maka waktu sangatlah tidak berarti.  Mereka menganggap bahwa waktu berada pada satu titik dan tidak terhubung dengan titik lainya. Jika masa lalu kelam, tidak perlu merenungi secara berlebihan dan jika masa kini tidak berdampak besar pada masa depan, tidak perlu membebani tindakan saat ini secara berlebihan pula. Tidak ada korelasi hubungan antara waktu karena waktu berada pada titik yang terpisah.

Bagaimana jika waktu berhenti? Ketika air berhenti mengalir, ketika matahari tidak menyinari bumi, ketika bumi berhenti berputar dari porosnya. Manusia cenderung akan melakukan tindakan saling mengasihi orang yang paling dicintai. Orang tua akan memeluk anaknya erat-erat, sepasang kekasih akan bercinta hingga pagi hari. Anjing berhenti melolong dan mendekap sang majikan. Manusia akan mencapai titik tujuan waktu dengan bahagia. Tidak peduli tentang kebahagiaan yang bersifat semu, dalam keadaan menuju pusat waktu, manusia ingin mendapatkan kebahagiaan abadi.

Lalu bagaimana jika waktu bersifat abadi? Manusia akan terbagi menjadi 2 kelompok. Manusia belakangan dan manusia sekarang. Kelompok pertama beranggapan bahwa hidup tidak perlu tergesa-gesa, logika mereka dibangun bahwa sesuatu yang tergesa-gesa akan berpotensi besar melakukan kesalahan. Manusia tidak perlu tergesa-gesa untuk mempelajari ilmu pengetahuan, manusia tidak perlu tergesa-gesa mencoba makanan dan minuman lezat, manusia tidak perlu tergesa-gesa berkeliling dunia. Kelompok semacam ini akan mendapat kerugian karena tidak pernah mendapatkan banyak hal. Hidup hanya untuk melakukan hal yang tidak berguna. Sebaliknya kelompok kedua beranggapan bahwa segala sesuatu harus dilaksanakan segera untuk mendapatkan banyak hal. Manusia harus bisa mempelajari Fisika dan Sastra secara bersamaan, manusia dituntut untuk segera berkeliling dunia untuk mengetahui berbagai rahasia Tuhan. Orang yang hidup selamanya akan memilih hidup dengan 2 pilihan, menjadi manusia kerdil dan menjadi manusia super.

Jika waktu adalah tentang kuantitas maka dunia tidak ada kalender, arloji, jam dinding, lonceng gereja. Setiap kegiatan akan dipicu oleh kegiatan sebelumnya. Dunia menjadi penuh misteri dan ketidakpastian. Namun jika waktu adalah tentang kualitas maka segala kegiatan ditandai oleh sebuah peristiwa yang bermakna. Namun dari semua defenisi waktu yang hadir dalam mimpi Einstein, saya tertarik meninjau bahwa waktu layaknya indera manusia. Pergerakan waktu berjalan sesuai dengan rangsang indera ketika kulit, otak dan hati menerima rangsang. Waktu akan berjalan lebih cepat ketika bersama dengan orang yang kita cintai dan waktu berjalan sangat lambat ketika berada jauh. Percaya atau tidak 1 jam terasa 1 detik saat bertemu dan 1 detik terasa 1 jam saat rindu.




2 komentar:

  1. Sekarang lebih mudah menonton film drama korea, mudah dan cepat, Download aplikasi MYDRAKOR di GooglePlay, banyak film drama korea terbaru yang tidak akan tertinggal. MYDRAKOR

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main&hl=in

    https://www.inflixer.com/

    BalasHapus
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus